FAKTOR YANG MEMPENGARUHI NIAT IBU UNTUK MEMERIKSAKAN KESEHATAN GIGI DAN MULUT BALITA (Studi di PAUD Mawar Rungkut Kidul Surabaya)
Pemeriksaan kesehatan gigi di pelayanan kesehatan gigi harus dimulai sejak dini, tanpa menunggu keluhan sakit gigi oleh anak. Hal ini berguna terutama dalam memonitor pertumbuhan dan perkembangan gigi anak serta mendeteksi kelainan gigi anak sejak dini. Akan tetapi banyak orangtua menganggap gigi...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | English English |
Published: |
2019
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/80792/1/abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/80792/2/full%20text.pdf http://repository.unair.ac.id/80792/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | English English |
Summary: | Pemeriksaan kesehatan gigi di pelayanan kesehatan gigi harus dimulai
sejak dini, tanpa menunggu keluhan sakit gigi oleh anak. Hal ini berguna terutama
dalam memonitor pertumbuhan dan perkembangan gigi anak serta mendeteksi
kelainan gigi anak sejak dini. Akan tetapi banyak orangtua menganggap gigi susu
akan diganti dengan gigi permanen sehingga sering membiarkan jika gigi susu
anaknya berlubang. Atas dasar tersebut, penelitian ini dilakukan untuk
mengetahui faktor apa saja yang mempengaruhi niat ibu di PAUD Mawar untuk
memeriksakan kesehatan gigi dan mulut balita.
Metode penelitian ini dilaksanakan dengan rancangan cross
sectionaldengan pendekatan kuantitatif. Sampel penelitian sejumlah 63
responden. Variabel bebas dalam penelitian ini adalahbackground factor (usia,
pendidikan, dan pekerjaan ibu), juga dari variabel teori Health Action Process
Approach (HAPA) yaitu action self-efficacy, outcome expectancies dan risk
perception). Pengambilan data dilakukan dengan wawancara menggunakan
pedoman lembar kuesioner.
Hasil karakteristik ibu di PAUD Mawar adalah mayoritas berusia 26-35
tahun, tingkat Pendidikan terakhir adalah SMA, dan sebagai ibu rumah tangga.
Dari penelitian ini diketahui niat ibu untuk memeriksakan kesehatan gigi dan
mulut anak sebesar 85,7% berniat dan 14,3% tidak berniat. Action ibu sejumlah
60,3% ibu sudah pernah mengantar anak periksa gigi dan 39,7% belum pernah.
Pengujian dilanjutkan dengan membandingkan niat ibu dengan masing-masing
variable independen, yaitu usia, pendidikan, pekerjaan, self efficacy, harapan hasil
dan persepsi risiko.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah pekerjaan, self efficacy, dan harapan
hasil memiliki pengaruh terhadap niat ibu dalam memeriksakan kesehatan gigi
dan mulut balita. Saran bagi petugas kesehatan supaya dapat meningkatkan
pengetahuan ibu tentang urgensi kesehatan gigi susu dan mendekatkan pelayanan
kesehatan kepada masyarakat dengan membentuk petugas khusus kesehatan gigi,
melalui pemberdayaan kader. |
---|