AKTIVITAS ANTIMIKROBA SENYAWA-SENYAWA TURUNAN DIHYDROPYRIMIDINON DALAM MEMBRAN SELULOSA ASETAT
Senyawa turunan dihydropyrimidinon (DHPM) merupakan senyawa turunan hasil sintesis laboratorium yang memiliki struktur inti pirimidin. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jenis senyawa, variasi konsentrasi, aktivitas antimikroba, nilai MIC dan MBC senyawa, pengaruh enkapsulasi...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
2019
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/81156/1/TB.%2007-19%20Pur%20a%20Abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/81156/2/TB.%2007-19%20Pur%20a.pdf http://repository.unair.ac.id/81156/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
Summary: | Senyawa turunan dihydropyrimidinon (DHPM) merupakan senyawa
turunan hasil sintesis laboratorium yang memiliki struktur inti pirimidin. Tujuan
penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh jenis senyawa, variasi
konsentrasi, aktivitas antimikroba, nilai MIC dan MBC senyawa, pengaruh
enkapsulasi senyawa menggunakan BSA dan membran selulosa asetat, dan
interaksi molekuler dari 6 senyawa turunan dihidropirimidinon yaitu DHPM I,
DHPM II, DHPM III, DHPM IV, DHPM V, dan DHPM VI terhadap Escherichia
coli, Staphylococcus aureus, dan Candida albicans. Pengujian aktivitas
antimikroba dilakukan dengan metode dilusi, metode enkapsulasi senyawa dengan
BSA, dan metode penjeratan dalam membran selulosa asetat. Konsentrasi larutan
uji yang digunakan adalah 0, 31,25, 62,5, 125, 250, 500, 1000 dan 2000 ppm.
Kontrol positif menggunakan kloramfenikol dan grisin, kontrol negatif
menggunakan pelarut DMSO. Interaksi molekuler dilakukan melalui analisis
Docking dengan program AutoDock4 menggunakan protein TMDs E.coli, TMK S.
aureus, dan TMK C. albicans. Hasil uji senyawa turunan DHPM I, II, III, IV, dan
VI tidak memiliki aktivitas bakterisidal terhadap mikroba uji. Senyawa turunan
DHPM I, II, dan VI memiliki nilai MIC > 1000 ppm, sedangkan senyawa turunan
DHPM III dan IV memiliki nilai MIC > 2000 ppm pada Escherichia coli,
Staphylococcus aureus, dan Candida albicans. Senyawa turunan DHPM V
memiliki nilai MIC > 2000 ppm pada Escherichia coli, nilai MIC dan MBC
berturut-turut sebesar 1000 ppm dan 2000 ppm pada Staphylococcus aureus dan
Candida albicans. Membran selulosa asetat yang dibuat menggunakan
electrospining menghasilkan serat berukuran 527 nm, volume pori 0,002467
cm3/g, dan rata-rata ukuran nanopartikel dapat dijerat 2773,5019 nm. Enkapsulasi
senyawa turunan DHPM menggunakan BSA menghasilkan ukuran partikel 134,4-
158,30 nm. Hasil uji aktivitas antimikroba senyawa turunan DHPM terenkapsulasi
BSA berpengaruh signifikan dalam menghambat pertumbuhan mikroba uji.
Senyawa turunan DHPM terenkapsulasi BSA memiliki nilai MIC dan MBC lebih
rendah dibandingkan sebelum enkapsulasi. Sedangkan, hasil uji aktivitas
antimikroba senyawa turunan DHPM terenkapsulasi BSA melalui membran
selulosa asetat tidak berpengaruh signifikan dalam menghambat pertumbuhan
mikroba uji. Analisis docking pada protein TMDs E.coli, TMK S. aureus, dan
TMK C. albicans menghasilkan interaksi molekuler berupa ikatan hidrogen, dan energi ikatan bernilai negatif. |
---|