KERAGAMAN SENYAWA ASAM KROMANOAT PADA Calophyllum incrassatum SERTA HUBUNGAN STRUKTUR DENGAN AKTIVITAS ANTIKANKER TERHADAP SEL MURIN LEUKEMIA
Calophyllum incrassatum merupakan salah satu spesies tumbuhan famili Calophylloceae dan ditemukan endemik di Kalimantan. Penelitian ini bertujuan untuk mengisolasi senyawa asam kromanoat dari kulit batang C. incrassatum serta menentukan hubungan struktur-aktivitas terhadap sel murin leukemia P-38...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian |
Published: |
2019
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/81163/1/TK.%2009-19%20Has%20k%20Abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/81163/2/TK.%2009-19%20Has%20k.pdf http://repository.unair.ac.id/81163/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian |
Summary: | Calophyllum incrassatum merupakan salah satu spesies tumbuhan famili
Calophylloceae dan ditemukan endemik di Kalimantan. Penelitian ini bertujuan
untuk mengisolasi senyawa asam kromanoat dari kulit batang C. incrassatum
serta menentukan hubungan struktur-aktivitas terhadap sel murin leukemia P-388.
Metode ekstraksi yang digunakan untuk isolasi senyawa turunan asam kromanoat
yaitu maserasi menggunakan pelarut metanol. Ekstrak metanol dipartisi dengan nheksana
dan etil asetat. Proses pemisahan dan pemurnian ekstrak n-heksana dan
etil asetat meliputi kromatografi cair vakum, kromatografi kolom tekan, dan
kromatografi radial. Empat senyawa turunan asam kromanoat yaitu asam kalofolat
B (1), asam apetaloat (2), asam isoapetaloat (3) dan metil isoapetaloat (4) telah
berhasil diisolasi dari ekstrak n-heksana dan etil asetat kulit batang C.
incrassatum. Struktur senyawa hasil isolasi ditetapkan berdasarkan analisis
spektroskopi UV, IR, HRESIMS, dan 1D NMR (1H dan 13C) dan 2D NMR
(HMQC dan HMBC). Hasil uji aktivitas antikanker senyawa 1-4 memperlihatkan
nilai konsentrasi daya hambat sebesar IC50 berturut-turut sebesar 1,14; >100; 8,51
dan 1,47 μg/mL. Senyawa 1 dengan pusat stereokimia (2a, 3a) menunjukkan
aktivitas yang lebih tinggi dibandingkan dengan pusat stereokimia (2e, 3e) dan
(2e, 3a). Adanya gugus ester pada senyawa 4 meningkatkan aktivitas antikanker
dibandingkan adanya gugus asam karboksilat pada senyawa 3. Senyawa 1 dan 4
memperlihatkan aktivitas yang sangat toksik terhadap P-388. |
---|