FAKTOR YANG MEMENGARUHI PERBEDAAN KEJADIAN DEMAM BERDARAH DENGUE PADA WILAYAH KASUS DEMAM BERDARAH DENGUE TERTINGGI DAN TERENDAH DI KOTA SURABAYA
Demam berdarah dengue (DBD) adalah suatu infeksi dari virus yang disebabkan oleh nyamuk. Kota Surabaya menjadi salah satu kota dengan kasus DBD yang tinggi dengan jumlah kasus tertinggi pada tahun 2016 berada di wilayah kerja Puskesmas Sememi dengan 56 kasus sedangkan kasus terendah berada di wi...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | English English |
Published: |
2019
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/81379/1/abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/81379/2/full%20text.pdf http://repository.unair.ac.id/81379/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | English English |
Summary: | Demam berdarah dengue (DBD) adalah suatu infeksi dari virus yang
disebabkan oleh nyamuk. Kota Surabaya menjadi salah satu kota dengan kasus
DBD yang tinggi dengan jumlah kasus tertinggi pada tahun 2016 berada di
wilayah kerja Puskesmas Sememi dengan 56 kasus sedangkan kasus terendah
berada di wilayah kerja Puskesmas Gundih dengan 1 kasus DBD. Ada beberapa
faktor yang diangap sebagai pengaruh perbedaan kejadian tersebut yaitu faktor
unsur iklim, perilaku, kondisi lingkungan fisik dan density figure.
Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis perbedaan faktor penyebab
kejadian DBD pada wilayah kasus tertinggi dan terendah di Kota Surabaya.
Metode penelitian ini menggunakan jenis penelitian observasional analitik
yang menggunakan desain penelitian cross sectional study. Sampel dalam
penelitian ini adalah 2 wilayah kerja puskesmas yaitu daerah tertinggi
(Puskesmas Sememi) dan daerah terendah (Puskesmas Gundih) dengan sampel
minimal 160 rumah. Analisis yang digunakan adalah uji regresi logistik.
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa faktor pengetahuan memengaruhi
kejadian DBD dengan hasil uji p=0,043 dan OR (6,174) diwilayah kerja
Puskesmas Sememi sedangkan di wilayah kerja Puskesmas Gundih tidak ada
faktor yang berpengaruh. Ada perbedaan suhu, kelembapan dan pengetahan di
kedua wilayah tersebut sedangkan tidak ada perbedaan pada variabel sikap,
tindakan, lingkungan fisik dan density figure di kedua wilayah tersebut.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah faktor pengetahuan yang memengaruhi
kejdaian DBD di wilayah kerja Puskesmas Sememi sedangkan diwilayah kerja
Puskesmas Gundih semua faktor tidak memepengaruhi kejadian DBD.
Disarankan untuk lebih meningkatkan pengetahuan masyarakat terkait dengan
DBD terutama di wilayah kerja Puskesmas Sememi dengan cara melakukan
penyuluhan. |
---|