PEMODELAN GEOGRAPHICALLY WEIGHTED REGRESSION PADA DETERMINAN PENYAKIT PNEUMONIA BALITA DI PROVINSI JAWA TIMUR
Analisis regresi dapat digunakan untuk melihat pengaruh antara variabel dependen dengan independen. Analisis Geographically Weighted Regression (GWR) dapat digunakan pada kasus heterogenitas antar wilayah (spasial). Masalah pneumonia disebabkan determinan pada tiap wilayah berbeda tergantung kar...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | English English |
Published: |
2019
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/81386/1/abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/81386/2/full%20text.pdf http://repository.unair.ac.id/81386/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | English English |
Summary: | Analisis regresi dapat digunakan untuk melihat pengaruh antara variabel
dependen dengan independen. Analisis Geographically Weighted Regression
(GWR) dapat digunakan pada kasus heterogenitas antar wilayah (spasial).
Masalah pneumonia disebabkan determinan pada tiap wilayah berbeda tergantung
karakteristik setiap kabupaten atau kota. Tujuan umum penelitian ini adalah
menentukan model geographically weighted regression (GWR) untuk
mengidentifikasi determinan penyakit pneumonia balita di Provinsi Jawa Timur.
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan metode analitik
observasional. Data yang digunakan adalah data sekunder yang bersumber dari
Dinas Kesehatan Provinsi Jawa Timur. Unit analisis yang tercakup adalah 38
Kabupaten/Kota. Analisis data dengan pendekatan Geographically Weighted
Regression (GWR) menggunakan Software SPSS 21, GWR 4.0, OpenJump 1.1.3
dan ArcView 3.2.
Hasil dari estimasi model Geographically Weighted Regression (GWR),
diperoleh faktor yang mempengaruhi persentase penyakit pneumonia balita
berbeda pada setiap kabupaten/kota. Variabel yang signifikan pada model GWR
adalah X2 (persentase BBLR) dan X5 (persentase pemberian ASI eksklusif)
dengan menghasilkan 19 model. Pada model regresi global dapat menerangkan
keragaman determinan dari penyakit peneumonia balita sebesar 28,99%
sedangkan pada model GWR lebih besar yaitu 79,15%. Sedangkan nilai AIC pada
model GWR (669,037) lebih kecil dibandingkan model regresi global (689,966).
Dari hasil tersebut model terbaik berdasakan nilai AIC dan R2 maka dapat
disimpulkan bahwa pemodelan GWR lebih baik digunakan pada penyakit
pneumonia balita di Provinsi Jawa Timur. |
---|