Kegagalan OSCE Minsk Group dalam Menangani Konflik Perebutan Wilayah Nagorno-Karabakh 2014-2017

Permasalahan yang terjadi antara Armenia dan Azerbaijan mengenai perebutan wilayah Nagorno-Karabakh ini diangkat karena konflik perebutan wilayah menurut Penulis adalah sebuah konflik yang memiliki urgensi yang cukup tinggi jika dibanding dengan konflik yang lainnya. Terlebih dalam abstrak ini, Penu...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: GABRIELLA VEVANESYA ANNIKO DEVIANTI, 071311233083
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Indonesian
Published: 2019
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/82035/1/ABSTRAK_Fis.HI.23%2019%20Dev%20k.pdf
http://repository.unair.ac.id/82035/2/FULLTEXT_Fis.HI.23%2019%20Dev%20k.pdf
http://repository.unair.ac.id/82035/3/JURNAL_Fis.HI.23%2019%20Dev%20k.pdf
http://repository.unair.ac.id/82035/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Permasalahan yang terjadi antara Armenia dan Azerbaijan mengenai perebutan wilayah Nagorno-Karabakh ini diangkat karena konflik perebutan wilayah menurut Penulis adalah sebuah konflik yang memiliki urgensi yang cukup tinggi jika dibanding dengan konflik yang lainnya. Terlebih dalam abstrak ini, Penulis menganalisis konflik ini dilihat dari segi organisasi internasional yang melibatkan dirinya ke dalam salah satu perantara untuk meredakan konflik ini. Organisasi internasional yang diambil ialah OSCE melalui institusinya yakni OSCE Minsk Group. Berperan sebagai pencari solusi damai atas konflik yang terjadi kemudian menjadikan OSCE Minsk Group ini sebagai mediator dengan mewadahi aspirasi resolusi konflik dengan diadakannya forum negosiasi serta kerangkan kerja yang sesuai dan bersifat rutin. Selain peranannya dalam wadah aspirasi resolusi konflik untuk wilayah Nagorno-Karabakh, OSCE Minsk Group diketahui juga berperan dalam konflik Transdniestria dan konflik Russo-Georgia. Dalam OSCE Minsk Group ini pula didapati pimpinan negara-negara besar yang juga turut membantu dalam penanganan conflict prevention and resolution, negara besar tersebut diantaranya adalah Amerika Serikat, Perancis, dan Rusia. Tak hanya itu, keunikan dari konflik ini adalah termasuk konflik etnis yang mana cukup sulit untuk diredam. Namun OSCE Minsk Group dianggap gagal dalam meresolusi konflik di Nagorno-Karabakh ini. Hal inilah yang kemudian menggerakkan Penulis untuk mencari faktor apa yang kemudian membuat OSCE Minsk Group dianggap gagal menyelesaikan tugasnya. Sehingga dalam memeroleh jawaban atas pertanyaan bagaimana gagal, penelitian ini dimulai dari tahun 2014 merupakan momen ketika adanya letupan kembali setelah 2 tahun terakhir, pada tahun 2012 didapati adanya deklarasi perdamaian yang saling disepakati dan ditandatangani oleh kedua belah pihak. Jangkauan penelitian tersebut juga digunakan oleh Penulis agar dapat terlihat dinamika yang dialami oleh konflik ini selama OSCE Minsk Group campur tangan didalamnya sehingga penelitian ini diakhiri di tahun 2017 tepat setelah adanya letupan terakhir terjadi.