MILITER DALAM FILM HISTORIKAL INDONESIA ERA REFORMASI: ANALISIS STRUKTURALSEMIOTIK FILM TRILOGI MERDEKA (2009-2011)

Penilitian ini bertujuan untuk menganalisis posisi dan peran militer dalam film yang dibuat pada era reformasi. Fokus penelitian ini adalah (1) posisi dan peran militer yang digambarkan dalam Trilogi Merdeka; (2) penggambaran militer dalam film yang diproduksi pada era reformasi. Penelitian ini...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: NAMIRA CHOIRANI FAJRI, 121714153013
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:English
English
Published: 2019
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/82406/1/abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/82406/2/full%20text.pdf
http://repository.unair.ac.id/82406/
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: English
English
Description
Summary:Penilitian ini bertujuan untuk menganalisis posisi dan peran militer dalam film yang dibuat pada era reformasi. Fokus penelitian ini adalah (1) posisi dan peran militer yang digambarkan dalam Trilogi Merdeka; (2) penggambaran militer dalam film yang diproduksi pada era reformasi. Penelitian ini menggunakan metode struktural-semiotik oleh Christian Metz. Melalui metode tersebut, peneliti dapat menggali tanda yang terdapat dalam visualisasi adegan serta narasi yang berhubungan dengan Reformasi Internal TNI dalam Trilogi Merdeka. Berdasarkan hasil studi ini, terlihat bahwa pembuat film masih enggan menggambarkan sinergi peran militer dengan sipil. Ketidakhadiran peran sipil dalam Trilogi Merdeka menunjukkan bahwa pembuat film mengabaikan kompleksnya sudut pandang dalam problematika berbangsa dan bernegara. Hasil tersebut menunjukkan bahwa film militer di era reformasi tidak mampu untuk mereproduksi citra militer yang normatif serta tidak menampilkan model baru militer Indonesia. Cara lama masih dinilai efektif untuk mengingatkan kembali tentang beratnya perjuangan militer mempertahankan kemerdekaan Indonesia. Adegan-adegan yang ditampilkan dalam film mengarah pada pembenaran pentingnya peran militer. Keseluruhan hasil menunjukkan bahwa militer masih menjadi badan antikritik di Indonesia.