“HONNE DAN TATEMAE” DALAM SUDUT PANDANG KOMUNIKASI ANTARA MAHASISWA INDONESIA DAN MAHASISWA JEPANG DI UNIVERSITAS AIRLANGGA

• Main Author: Dinda Mutiara, 121411333008
• Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
• Language: English; English
• Published: 2019
• Subjects: K213 Law Language and Translating; P Language and Literature
• Online Access: http://repository.unair.ac.id/82469/1/abstrak.pdf; http://repository.unair.ac.id/82469/2/full%20text.pdf; http://repository.unair.ac.id/82469/
• Institution: Universitas Airlangga

Di Jepang, terdapat sebuah konsep budaya yang disebut dengan honne (perasaan sebenarnya) dan tatemae (perasaan yang tidak sebenarnya). Konsep honne dan tatemae ini sudah merasuk dalam aspek komunikasi dari masyarakat Jepang. Dalam berkomunikasi, konsep honne dan tatemae yang dimiliki masyarakat Jepang sering menimbulkan perilaku yang kontradiktif, yang mereka katakan atau lakukan belum tentu sesuai dengan apa yang mereka rasakan. Pemahaman yang baik dari sikap ini akan menimbulkan komunikasi yang baik, namun pemahanan yang kurang baik akan menimbulkan kesalapahaman yang tidak disengaja. Mahasiswa Studi Kejepangan Universitas Airlangga diharapkan sering berkomunikasi dengan mahasiswa Jepang yang setiap tahun datang ke Universitas Airlangga. Dengan adanya konsep honnetatemae, komunikasi antara mahasiswa studi kejepangan dan mahasiswa Jepang menjadi lebih sulit. Meskipun sudah mendapat pengetahuan tentang konsep honnetatemae, konsep tersebut masih membuat mahasiswa studi kejepangan bingung dalam menanggapi honne-tatemae mahasiswa Jepang. Tujuan dari penelitian ini yaitu untuk mengetahui sudut pandang penggunaan honne dan tatemae mahasiswa Jepang di Universitas Airlangga dan pendapat mahasiswa studi kejepangan tentang penggunaan honne-tatemae. Data dikumpulkan melalui wawancara. Hasil dari penelitian ini adalah penggunaan honne-tatemae mahasiswa Jepang bertujuan baik dan lebih sering digunakan kepada mahasiswa studi kejepangan yang baru dikenal. Mahasiswa studi kejepangan sadar akan adanya honne-tatemae yang digunakan orang Jepang dan memaklumi hal tersebut sebagai bagian dari budaya mereka.