FAKTOR RISIKO GANGGUAN PENDENGARAN PADA ANAK PASCA SINDROMA ENSEFALITIS AKUT

Latar Belakang: Gangguan pendengaran merupakan sequelae sindroma ensefalitis akut (SEA) pada anak sekitar 2 - 31% kasus. Faktor yang berperan bersifat multifaktorial antara lain adalah usia, demam, kejang, penurunan kesadaranan, dan edema otak. Evaluasi pendengaran pada anak pasca SEA belum lazi...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Masayu Ramadhani Polanunu, NIM011318116311
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: 2019
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/83338/1/PPDS.IKA.%2007-19%20Pol%20f%20Abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/83338/2/PPDS.IKA.%2007-19%20Pol%20f.pdf
http://repository.unair.ac.id/83338/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
id id-langga.83338
record_format dspace
spelling id-langga.833382019-06-19T01:13:18Z http://repository.unair.ac.id/83338/ FAKTOR RISIKO GANGGUAN PENDENGARAN PADA ANAK PASCA SINDROMA ENSEFALITIS AKUT Masayu Ramadhani Polanunu, NIM011318116311 RJ Pediatrics Latar Belakang: Gangguan pendengaran merupakan sequelae sindroma ensefalitis akut (SEA) pada anak sekitar 2 - 31% kasus. Faktor yang berperan bersifat multifaktorial antara lain adalah usia, demam, kejang, penurunan kesadaranan, dan edema otak. Evaluasi pendengaran pada anak pasca SEA belum lazim dilakukan di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Oleh karena itu, diagnosis dini gangguan pendengaran pada anak pasca SEA penting untuk mencegah gangguan perkembangan bicara dan bahasa. Tujuan: Menganalisis faktor risiko gangguan pendengaran pada anak pasca SEA di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Metode: : Studi potong lintang anak pasca SEA, 3 bulan - 18 tahun di instalasi rawat jalan saraf anak RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Agustus 2018 - Januari 2019. Faktor risiko yang dianalisis: usia, demam, kejang, penurunan kesadaran, dan edema otak. Analisis statistik: uji Fisher Exact dan regresi kategorikal. Hasil: 25 anak dievaluasi, 5/25 gangguan pendengaran, 3/5 meningitis. Median usia 14 bulan, rerata 13,8 ± 7,16 bulan, 3/5 anak usia 3 - ≤ 12 bulan (p = 0,608). 5/5 demam > 39°C (p = 0,046). 3/5 kejang ≥ 30 menit (p = 0,038), PR = 6 (95% CI: 1,343 - 26,808). 4/5 GCS ≤ 8 (p = 0,002), PR = 16 (95% CI: 2,254 - 113,585), 4/5 edema otak (p = 0,615). Analisis simultan dengan regresi kategorikal (p = 0,005, p < 0,05). Kesimpulan: Penurunan kesadaran merupakan faktor risiko dominan gangguan pendengaran pada anak pasca SEA di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. 2019 Thesis NonPeerReviewed text id http://repository.unair.ac.id/83338/1/PPDS.IKA.%2007-19%20Pol%20f%20Abstrak.pdf text id http://repository.unair.ac.id/83338/2/PPDS.IKA.%2007-19%20Pol%20f.pdf Masayu Ramadhani Polanunu, NIM011318116311 (2019) FAKTOR RISIKO GANGGUAN PENDENGARAN PADA ANAK PASCA SINDROMA ENSEFALITIS AKUT. Thesis thesis, Universitas Airlangga. http://lib.unair.ac.id
institution Universitas Airlangga
building Universitas Airlangga Library
country Indonesia
collection UNAIR Repository
language Indonesian
Indonesian
topic RJ Pediatrics
spellingShingle RJ Pediatrics
Masayu Ramadhani Polanunu, NIM011318116311
FAKTOR RISIKO GANGGUAN PENDENGARAN PADA ANAK PASCA SINDROMA ENSEFALITIS AKUT
description Latar Belakang: Gangguan pendengaran merupakan sequelae sindroma ensefalitis akut (SEA) pada anak sekitar 2 - 31% kasus. Faktor yang berperan bersifat multifaktorial antara lain adalah usia, demam, kejang, penurunan kesadaranan, dan edema otak. Evaluasi pendengaran pada anak pasca SEA belum lazim dilakukan di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Oleh karena itu, diagnosis dini gangguan pendengaran pada anak pasca SEA penting untuk mencegah gangguan perkembangan bicara dan bahasa. Tujuan: Menganalisis faktor risiko gangguan pendengaran pada anak pasca SEA di RSUD Dr. Soetomo Surabaya. Metode: : Studi potong lintang anak pasca SEA, 3 bulan - 18 tahun di instalasi rawat jalan saraf anak RSUD Dr. Soetomo Surabaya, Agustus 2018 - Januari 2019. Faktor risiko yang dianalisis: usia, demam, kejang, penurunan kesadaran, dan edema otak. Analisis statistik: uji Fisher Exact dan regresi kategorikal. Hasil: 25 anak dievaluasi, 5/25 gangguan pendengaran, 3/5 meningitis. Median usia 14 bulan, rerata 13,8 ± 7,16 bulan, 3/5 anak usia 3 - ≤ 12 bulan (p = 0,608). 5/5 demam > 39°C (p = 0,046). 3/5 kejang ≥ 30 menit (p = 0,038), PR = 6 (95% CI: 1,343 - 26,808). 4/5 GCS ≤ 8 (p = 0,002), PR = 16 (95% CI: 2,254 - 113,585), 4/5 edema otak (p = 0,615). Analisis simultan dengan regresi kategorikal (p = 0,005, p < 0,05). Kesimpulan: Penurunan kesadaran merupakan faktor risiko dominan gangguan pendengaran pada anak pasca SEA di RSUD Dr. Soetomo Surabaya.
format Theses and Dissertations
NonPeerReviewed
author Masayu Ramadhani Polanunu, NIM011318116311
author_facet Masayu Ramadhani Polanunu, NIM011318116311
author_sort Masayu Ramadhani Polanunu, NIM011318116311
title FAKTOR RISIKO GANGGUAN PENDENGARAN PADA ANAK PASCA SINDROMA ENSEFALITIS AKUT
title_short FAKTOR RISIKO GANGGUAN PENDENGARAN PADA ANAK PASCA SINDROMA ENSEFALITIS AKUT
title_full FAKTOR RISIKO GANGGUAN PENDENGARAN PADA ANAK PASCA SINDROMA ENSEFALITIS AKUT
title_fullStr FAKTOR RISIKO GANGGUAN PENDENGARAN PADA ANAK PASCA SINDROMA ENSEFALITIS AKUT
title_full_unstemmed FAKTOR RISIKO GANGGUAN PENDENGARAN PADA ANAK PASCA SINDROMA ENSEFALITIS AKUT
title_sort faktor risiko gangguan pendengaran pada anak pasca sindroma ensefalitis akut
publishDate 2019
url http://repository.unair.ac.id/83338/1/PPDS.IKA.%2007-19%20Pol%20f%20Abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/83338/2/PPDS.IKA.%2007-19%20Pol%20f.pdf
http://repository.unair.ac.id/83338/
http://lib.unair.ac.id
_version_ 1681151716853022720