PENGARUH TERAPI PASANGAN TERHADAP KADAR KORTISOL DAN SKALA CEMAS ISTRI PADA PASANGAN YANG MENGIKUTI PROGRAM IN VITRO FERTILIZATION (IVF)

Kondisi cemas dapat meningkatkan hormon kortisol yang diduga berpengaruh pada keberhasilan proses IVF (In Vitro Fertilization). Terapi Pasangan (couples therapy) yang didasarkan pada pengenalan diri sendiri dan pasangan, pola hubungan serta harapan dari suatu hubungan merupakan salah satu interve...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Dina Elizabeth Sinaga, NIM011328186306
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: 2019
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/83433/1/PPDS.IKJ.%2006-19%20Sin%20p%20Abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/83433/2/PPDS.IKJ.%2006-19%20Sin%20p.pdf
http://repository.unair.ac.id/83433/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Kondisi cemas dapat meningkatkan hormon kortisol yang diduga berpengaruh pada keberhasilan proses IVF (In Vitro Fertilization). Terapi Pasangan (couples therapy) yang didasarkan pada pengenalan diri sendiri dan pasangan, pola hubungan serta harapan dari suatu hubungan merupakan salah satu intervensi psikologis yang dapat diberikan selama proses IVF untuk membantu menurunkan kecemasan. Tujuan: Membuktikan pengaruh pemberian Terapi Pasangan terhadap kadar kortisol dan skala cemas istri pada pasangan yang mengikuti program IVF di Klinik Fertilitas Graha Amerta RSUD Dr.Soetomo Surabaya. Metode: Studi eksperimental dengan menggunakan Randomized, Pretest Posttest Control Group Design. Subyek yang memenuhi kriteria dibagi menjadi dua kelompok secara random allocation. Perlakuan menggunakan modul percakapan suami istri yang dilakukan di rumah, dengan sesi tatap muka dan evaluasi sebanyak 4 kali, setiap sesi 45 menit, satu kali seminggu. Dilakukan tiga kali pengukuran cemas menggunakan psikometri HARS dan dua kali pengukuran kadar kortisol saliva. Hasil: Nilai awal HARS dan kortisol kedua kelompok tidak berbeda bermakna. Pada saat OPU, terjadi penurunan nilai HARS pada 63,2% responden di kelompok perlakuan dan 55,6% responden di kelompok kontrol. Pada akhir intervensi, terjadi penurunan nilai HARS pada 47,4% responden di kelompok perlakuan dan 22,2% di kelompok kontrol. Nilai kortisol saliva pada akhir intervensi menurun pada 15,8% responden di kelompok perlakuan dan 22,2% di kelompok kontrol. Simpulan: Terjadi penurunan nilai HARS akhir dan nilai HARS saat OPU pada lebih banyak responden yang mendapatkan intervensi Terapi Pasangan.