STUDI RESEPSI CITRA PROFESI PUSTAKAWAN DALAM FILM THE LIBRARIAN: QUEST FOR THE SPEAR DI KALANGAN MAHASISWA SURABAYA
Citra profesi pustakawan di Indonesia masih didominasi oleh stereotip negatif. Profesi pustakawan acap kali di sebut sebagai pekerjaan ‘tukang’, karena dianggap dapat dilakukan oleh siapapun. Juga disebut birokratis, eksklusif; karena alur kerja yang birokratis dan seolah tidak dapat diintervensi...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian Indonesian |
Published: |
2019
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/83618/4/ABSTRAK_Fis.IIP.36%2019%20Sap%20s.pdf http://repository.unair.ac.id/83618/5/FULLTEXT_Fis.IIP.36%2019%20Sap%20s.pdf http://repository.unair.ac.id/83618/6/JURNAL_Fis.IIP.36%2019%20Sap%20s.pdf http://repository.unair.ac.id/83618/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian Indonesian |
Summary: | Citra profesi pustakawan di Indonesia masih didominasi oleh stereotip negatif.
Profesi pustakawan acap kali di sebut sebagai pekerjaan ‘tukang’, karena
dianggap dapat dilakukan oleh siapapun. Juga disebut birokratis, eksklusif; karena
alur kerja yang birokratis dan seolah tidak dapat diintervensi oleh dunia luar. Hal
lain yang mempengaruhi citra profesi pustakawa di mata masyarakat adalah
kehadiran produk budaya populer yang seringkali merepresentasikan pustakawan
beserta dengan stereotip lama, seperti: seorang perawan tua, konservatif, dan
tertib. Kehadiran film The Librarian seolah ingin mengeluarkan profesi
pustakawan dari belenggu stereotip negatif. Di dalam film ini profesi pustakawan
digambarkan dengan sosok Flynn Carsen, seorang pria muda yang cerdas dan
atraktif dengan segala pengetahuan yang ia miliki, bertindak sebagai seorang
superhero. Perbedaan antara citra profesi pustakawan didalam film dan realita
tentunya mempengaruhi makna yang dihasilkan ketika menonton film. Penelitian
dengan metode kualitatif ini berusaha untuk menguak bagaimana pemaknaan citra
profesi pustakawan yang dilakukan oleh kalangan mahasiswa di Surabaya dengan
latar belakang kulturalnya masing-masing. Penelitian ini menggunakan metode
analisis resepsi melalui perspektif cultural studies. Teori yang digunakan adalah
Encoding/Decoding yang digagas oleh Stuart Hall. Penelitian ini mengungkap
bahwa makna yang dihasilkan oleh setiap informan berbeda-beda tergantung pada
apa yang mereka bawa dalam kompetensi kulturalnya, yang terdiri dari tiga aspek,
yaitu: aktivitas menonton, cara pandang kelompok sosial, dan pengalaman pribadi
nya. Pemaknaan yang dilakukan oleh para informan, menghasilkan tiga tipe posisi
penonton, yaitu: Preferred Position, Situational Position, dan Distorted Position, |
---|