MANAJEMEN PAKAN PADA IKAN GURAMI (Osphronemus gouramy) DI INSTALASI BUDIDAYA AIR TAWAR PANDAAN, KABUPATEN–PASURUAN, PROPINSI–JAWA TIMUR

Keberhasilan budidaya ikan gurami (Osphronemus gouramy) di IBAT Pandaan harus ditunjang dengan manajemen yang baik serta metode yang benar di dalam proses produksinya. Keberhasilan dalam produksi harus ditunjang oleh lingkungan yang baik, ketersediaan benih yang berkesinambungan dan ketersediaan...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: FARAH FADHILA AFANINTIARA PUTRI, 141411131094
Format: Other NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Published: Fakultas Perikanan dan Kelautan 2017
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/83952/1/KKC%20KK%20PKL.PK.BP.79-19%20Put%20m%20ABSTRAK.pdf
http://repository.unair.ac.id/83952/2/KKC%20KK%20PKL.PK.BP.79-19%20Put%20m%20DAFTAR%20ISI.pdf
http://repository.unair.ac.id/83952/3/KKC%20KK%20PKL.PK.BP.79-19%20Put%20m%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
http://repository.unair.ac.id/83952/4/KKC%20KK%20PKL.PK.BP.79-19%20Put%20m%20PKL.pdf
http://repository.unair.ac.id/83952/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Keberhasilan budidaya ikan gurami (Osphronemus gouramy) di IBAT Pandaan harus ditunjang dengan manajemen yang baik serta metode yang benar di dalam proses produksinya. Keberhasilan dalam produksi harus ditunjang oleh lingkungan yang baik, ketersediaan benih yang berkesinambungan dan ketersediaan pakan yang berkualitas. Mengingat ketersediaan pakan dalam usaha budidaya menyerap biaya mencapai 60% dari biaya produksi, maka perlu adanya upaya penekanan biaya untuk penyediaan pakan. Oleh karena itu, perlu upaya menggali potensi bahan lokal yang ada di IBAT Pandaan untuk dapat digunakan sebagai bahan pakan buatan sendiri tanpa mengandalkan pakan hasil produksi pabrik yang harganya mahal. Pembuatan pakan dengan menggunakan bahan lokal ini, diharapkan dapat menekan biaya produksi untuk penyediaan pakan. Pelaksanaan praktek kerja lapang dilaksanakan di Instalasi Budidaya Air Tawar Pandaan, Kabupaten Pasuruan, Provinsi Jawa Timur. pada tanggal 23 Januari- 23 Februari. Kerja Lapang ini adalah metode deskriptif dengan pengambilan data primer dan sekunder. Pengambilan data dilakukan dengan carapartisipasi aktif, observasi, wawancara, dan studi pustaka. Pemberian pakan dilakukan mulai dari kuning telur ikan yang habis, Artemia diberikan 15 ml per akuarium dengan ukuran 100 x 55 40 cm. Artemia diberikan karena memilki ukura yang sesai pada bukaan mulut larva dan merupakan zooplankton. Tahap pendederan dibagi menjadi 2 yaitu pendederan I dan II. Pendederan I diberikan pakan cacing Tubifex per kolam dengan ukuran 68 m2 dan pendederan II diberikan cacig Tubifex 25 gram setelah 7 hari ikan diuji dengan diberikan pelet. Pelet diberikan 1 kg untuk kolam berukuran 354 m2. Pembesaran ikan gurami dimulai mulai usia 5 bulan, ikan hanya makan pelet perhari 1,5 kg. Ikan gurami memiliki pola makan omnivora. Selain makanan hewani, gurami makan tumbuhan berupa daun talas, daun pepaya, kangkung, dan juga rumput halus. Tujuan dari kegiatan ini agar pembudidaya gurami di IBAT Pandaan mampu membuat pakan ikan lele sendiri dari bahan lokal, sehingga dapat menekan biaya produksi yang akhirnya dapat mgeningkatkan pendapatannya. Agar petani dapat membuat pakan sendiri, maka diperlukan transfer teknologi dalam pembuatan pakan dengan mengunakan bahan lokal. Transfer teknologi tersebut dilakukan memalui pelatihan pembuatan pakan dengan menggunakan bahan lokal dan peralatan yang sederhana. Metode penerapan dilakukan dengan tahapan: 1. Pengenalan Bahan Pakan Lokal, pada tahapan ini dikenalkan bahan lokal yang dapat digunakan sebagai bahan untuk formula pakan buatan. 2. Pengenalan Formulasi Pakan, metode formulasi pakan yang dikenalkan menggunakan metode sederhana yaitu bujur sangkar dan metode lembar kerja. 3. Pembuatan Pakan, pada tahapan ini dikenalkan tahapan membuat pakan, mulai menyiapkan bahan, membuat adonan pelet sampai mencetak pelet dan penyimpanannya. Hasil yang didapatkan setelah pemberian pakan yaitu nilai FCR 0,333 dan SR pada pendederan I yaitu 83,37% dan pendederan II yaitu 80,36%. Nilai FCR menunjukkan bahwa pakan yang diserap oleh tubuh termasuk baik karena nilai FCR yang baik adalah dibawah 1. Nilai SR pada pendederan I dan II menunjukkan bahwa tingkat kelulushidupannya tinggi, nilai SR yang baik yaitu lebih dari 50%.