PENGARUH INTERVENSI KEPERAWATAN KOMBINASI CHEWING GUM DAN MOBILISASI DINI TERHADAP PENINGKATAN PERISTALTIK USUS DAN FLATUS PADA PASIEN POST SEKSIO SESAREA DI RUMAH SAKIT KOTA KENDARI

Pendahuluan: Seksio sesaria merupakan suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan yang menyebabkan penurunan pergerakan usus. Chewing gum (CG) dapat meningkatkan gerak peristaltik dan mempercepat proses pemulihan ileus. Mobilisasi dini (EM) dapat meningkatkan motilitas usus dan mempercepat wa...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: ANDI HERMAN, 131714153038
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Published: 2019
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/84288/1/ABSTRAK.pdf
http://repository.unair.ac.id/84288/2/DAFTAR%20ISI.pdf
http://repository.unair.ac.id/84288/7/DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
http://repository.unair.ac.id/84288/3/TKP.07-19%20Her%20p.pdf
http://repository.unair.ac.id/84288/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Pendahuluan: Seksio sesaria merupakan suatu cara melahirkan janin dengan membuat sayatan yang menyebabkan penurunan pergerakan usus. Chewing gum (CG) dapat meningkatkan gerak peristaltik dan mempercepat proses pemulihan ileus. Mobilisasi dini (EM) dapat meningkatkan motilitas usus dan mempercepat waktu flatus. Tujuan penelitian ini untuk menjelaskan pengaruh kombinasi CG -EM terhadap peningkatan peristaltik usus dan flatus pada pasien post seksio sesaria. Metode: Penelitian ini menggunakan Quasy Experiment dengan pendekatan Pre-Post test control grup design. Sampel adalah 144 pasien seksio sesarea yang tehnik pengambilan sampel secara non-probability sampling Tipe consecutive sampling dan dibagi menjadi 3 kelompok intervensi yaitu CG, EM, kombinasi CG-EM dan 1 kelompok kontrol. Hasil dan Analisis: Analisis paired t test, menunjukan yang signifikan pada hasil post test semua kelompok (p < α =0,05). Uji t-Independent menunjukan perbedaan signifikan waktu flatus pertama pada semua kelompok. Uji MANOVA menunjukan CG-EM paling berpengaruh terhadap peningkatan peristaltik usus dan percepatan flatus pertama (p < α =0,05) dengan nilai partial eta 33%. Kesimpulan: Intervensi keperawatan kombinasi CG-EM paling efektif meningkatkan peristaltik usus dan mempercepat waktu flatus pertama pada pasien post seksio sesaria. profesi perawat diharapkan dapat menggunakan tindakan kombinasi CG-EM untuk menjadi salah satu intervensi mandiri keperawatan karena mudah dan aman.