BAHASA IKLAN PRODUK KECANTIKAN PADAMEDIA TELEVISI ANALISIS WACANA KRITIS
Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bahasa iklan di media televisi. Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif untuk memaparkan hasil penelitian terhadap bahasa iklan melalui penggunaan gaya bahasa hiperbola. Teori yang digunakan adalah teori analisis wacana kritis tentang t...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | English English English English |
Published: |
2019
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/85053/1/abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/85053/2/daftar%20isi.pdf http://repository.unair.ac.id/85053/3/daftar%20pustaka.pdf http://repository.unair.ac.id/85053/4/full%20text.pdf http://repository.unair.ac.id/85053/ |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | English English English English |
Summary: | Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis bahasa iklan di media televisi.
Penelitian dilakukan dengan metode deskriptif kualitatif untuk memaparkan hasil
penelitian terhadap bahasa iklan melalui penggunaan gaya bahasa hiperbola. Teori yang
digunakan adalah teori analisis wacana kritis tentang teks dan wacana. Hasil dari
penelitian ini adalah dibalik adanya bahasa iklan ada peran media televisi dan faktor
perdagangan. Teks sebagai penyusun sebuah wacana dihasilkan dari interpretasi
masyarakat yang di dalamnya ada unsur struktur mikro, struktur makro, dan unsur
suprastruktur. Dimana ketiga unsur tersebut membaur menjadi satu kesatuan yang
disebut wacana. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti dapat memberikan kesimpulan
sebagai berikut. Pertama, hiperealitas iklan diwujudkan dari pemakaian gaya bahasa
hiperbola dari iklan. Gaya bahasa hiperbola memiliki arti melebih-lebihkan suatu hal.
Khususya iklan kosmetik di media televisi sangat menonjolkan gaya bahasa hiperbola
ini. Melalui ujaran singkat, visualisasi model iklan maupun dari seni editing media itu
sendiri. Kedua, melalui penggunaan gaya bahasa hiperbola dari produk kecantikan
tersebut ada sisi yang masih bisa diamati, yaitu produsen atau pembuat iklan tersebut.
Mengusung tema yang bagaimanapun adalah dengan tujuan untuk mempersuasi
konsumen. Teknik persuasi yang dilakukan oleh media ini sebenarnya tidak begitu
diyakini mempersuasi konsumen karena dilakukan dengan cara yang sedemikian rupa.
Persuasi yang dilakukan tidak hanya dari segi bahasa. Visualisasi tokoh perempuan dan
laki-laki pada iklan, seni editing, dan tema sebuah iklan merupakan cara mempersuasi
konsumen. |
---|