GAMBARAN PENGELOLAAN STRES PADA LAKI-LAKI USIA REMAJA MADYA YANG MENGALAMI BODY SHAMING

• Main Author: PUTRI AISYA PAHLAWANI, 111511133020
• Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
• Language: English; English; English; English
• Published: 2019
• Subjects: HQ793-799.2 Youth. Adolescents. Teenagers
• Online Access: http://repository.unair.ac.id/85710/1/abstrak.pdf; http://repository.unair.ac.id/85710/2/daftar%20isi.pdf; http://repository.unair.ac.id/85710/3/daftar%20pustaka.pdf; http://repository.unair.ac.id/85710/4/full%20text.pdf; http://repository.unair.ac.id/85710/
• Institution: Universitas Airlangga

Kasus bullying verbal merupakan salah satu bullying yang banyak dialami oleh remaja, salah satunya adalah body shaming, yaitu tindakan bully terhadap fisik seseorang. Remaja laki-laki usia madya yang mengalami body shaming dapat mengalami stress, bergantung pada bagaimana cara remaja menyikapi pengalaman tersebut dan mengatasi stres. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti gambaran pengelolaan stres pada remaja laki-laki yang mengalami body shaming. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode studi kasus. Responden penelitian berjumlah 3 orang remaja laki-laki yang berusia 15-18 tahun dan mengalami body shaming. Pemilihan responden penelitian menggunakan purposive sampling. Teknik pengumpulan data berupa wawancara. Analisis data hasil penelitian menggunakan analisis data tematik theory driven. Hasil penelitian ini adalah ketiga informan mengalami body shaming yang sama, yaitu skinny-shaming atau body shaming karena tubuh yang kurus. Pengelolaan stres yang digunakan adalah pengelolaan stres berfokus pada permasalahan dan pengelolaan stres berfokus pada emosi. Pengelolaan stres berfokus pada permasalahan yang dipilih oleh informan adalah mencari dukungan sosial pada lingkungan, merencanakan tindakan serta konfrontatif. Sedangkan untuk pengelolaan stres berfokus pada emosi yang digunakan adalah melakukan kontrol diri, menerima tanggungjawab , mencari makna positif, dan memberikan jarak. Ketiga informan tidak menggunakan pengelolaan stress berupa penghindaran. Terdapat faktor pendukung serta penghambat dalam menjalankan pengelolaan stres, seperti malas, kesadaran informan, kebiasan informan hingga faktor niat atau kemauan.