PERBEDAAN GEJALA PADA ANAK AUTIS YANG DIET BEBAS GLUTEN DAN KASEIN DENGAN YANG TIDAK DIET DI SURABAYA
Autisme berdasarkan DSM V adalah gangguan perkembangan pervasif yang ditandai dengan gangguan komunikasi, interaksi sosial dan perilaku repetisi yang terbatas. Salah satu terapi diet yang populer bagi penderita autistik berupa diet bebas gluten dan kasein. Diet bebas gluten dan kasein yang didasari...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | English English English English |
Published: |
2019
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/86362/1/abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/86362/2/daftar%20isi.pdf http://repository.unair.ac.id/86362/3/daftar%20pustaka.pdf http://repository.unair.ac.id/86362/4/full%20text.pdf http://repository.unair.ac.id/86362/ |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | English English English English |
Summary: | Autisme berdasarkan DSM V adalah gangguan perkembangan pervasif yang ditandai dengan gangguan komunikasi, interaksi sosial dan perilaku repetisi yang terbatas. Salah satu terapi diet yang populer bagi penderita autistik berupa diet bebas gluten dan kasein. Diet bebas gluten dan kasein yang didasari oleh teori opioid sampai saat ini masih menjadi pro dan kontra sehingga ada tidaknya pengaruh dari diet ini perlu diteliti lebih lanjut. Metode: Penelitian analitik observasional rancangan cross sectional ini dilakukan pada anak autis berusia 3 – 12 tahun yang diterapi di beberapa pusat terapi autis di Surabaya dan telah didiagnosis oleh dokter ahli. Subyek penelitian dipilih dengan metode purposive sampling. Data pelaksanaan diet bebas gluten dan kasein diperoleh dari kuesioner FFQ dan data gejala pada anak autis diperoleh dari kuesioner ATEC. Analisis bivariat dilakukan dengan uji T2 sampel bebas bila distribusi normal dan Mann-Whiteney bila distribusi tidak normal. Hasil: Sebagian besar anak autis berjenis kelamin laki – laki (79%), rata – rata umur anak autis 6 – 8 tahun dan sebagian besar riwayat pendidikan orang tua adalah perguruan tinggi. Didapatkan hasil sebanyak 37 anak melaksanakan diet bebas gluten dan kasein. Skor ATEC baik pada domain kemampuan komunikasi, interaksi sosial, respon kognitif dan gangguan perilaku pada anak autis yang diet lebih rendah daripada yang tidak. Hasil uji bivariat menunjukkan ada perbedaan yang signifikan pada variabel gangguan perilaku (p=0,021) dan skor ATEC total (p=0,018). Sementara pada variabel lain tidak didapatkan perbedaan. Kesimpulan: Terdapat perbedaan perbedaan gejala pada anak autis yang diet bebas gluten dan kasein dengan yang tidak diet bebas gluten dan kasein. |
---|