PERBANDINGAN JUMLAH FIBROBLAST DAN SKOR KEPADATAN KOLAGEN PADA JAHITAN JELUJUR DAN SIMPUL TERPUTUS JARINGAN ANASTOMOSIS ILEUM (STUDI PADA KELINCI NEW ZEALAND)
Pendahuluan: Anastomosis usus secara manual dilakukan dengan teknik jahitan jelujur maupun jahitan simpul terputus. Jahitan simpul terputus saat ini merupakan standar baku dalam anastomosis usus. Jahitan jelujur memiliki keuntungan aposisi serosa yang lebih baik, dan waktu pengerjaan yang lebih...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian Indonesian Indonesian |
Published: |
2019
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/87629/1/PPDS.IB.%2018-19%20Fil%20p%20ABSTRAK.pdf http://repository.unair.ac.id/87629/2/PPDS.IB.%2018-19%20Fil%20p%20DAFTAR%20ISI.pdf http://repository.unair.ac.id/87629/3/PPDS.IB.%2018-19%20Fil%20p%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf http://repository.unair.ac.id/87629/4/PPDS.IB.%2018-19%20Fil%20p.pdf http://repository.unair.ac.id/87629/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian Indonesian Indonesian |
Summary: | Pendahuluan: Anastomosis usus secara manual dilakukan dengan teknik jahitan
jelujur maupun jahitan simpul terputus. Jahitan simpul terputus saat ini
merupakan standar baku dalam anastomosis usus. Jahitan jelujur memiliki
keuntungan aposisi serosa yang lebih baik, dan waktu pengerjaan yang lebih
singkat serta memicu terbentuknya HIF (Hipoksia Inducible Factor) suatu
senyawa yang dapat merangsang produksi VEGF dan PDGF serta berguna dalam
merangsang migrasi, dan proliferasi sel mesenkim utamanya sel fibroblast juga
berperan dalam menunjang sintesa kolagen sehingga meningkatkan kepadatan
kolagen pada jaringan anastomosis.
Tujuan: Membuktikan bahwa jahitan jelujur lebih baik atau sama dengan jahitan
simpul terputus, dinilai dengan jumlah fibroblast dan skor kepadatan kolagen pada
ileum kelinci
Metode : Penelitian ini merupakan eksperimental studi. Sampel penelitian ini
terdiri dari 36 kelinci yang terbagi menjadi 2 kelompok jahitan jelujur dan simpul
terputus. Randomisasi dilakukan secara permuted blok randomisasi. Kriteria
inklusi pada penelitian ini kelinci coba jenis Oryctolagus Cuniculus berusia 8-9
bulan, berat badan 2000-2500 gram, sehat dan aktif. Variabel bebas pada
penelitian ini adalah teknik anastomosis ileum dan variabel tergantung adalah
jumlah fibroblast dan skor kepadatan kolagen yang terbentuk pada jaringan
anastomosis yang dinilai secara histopatologi (PA)
Hasil : Pada hasil penelitian ini didapatkan bahwa pada grup jelujur memiliki
jumlah fibroblast 47 ± 12,679 per lapang pandang, dan skor kepadatan kolagen
1,88 ± 0,781 sedangkan pada grup simpul terputus jumlah fibroblast sebesar 42,76
± 12,47 dan skor kepadatan kolagennya 1,82 ± 0,728. Namun secara statistik,
jumlah fibroblast dan skor kepadatan kolagen grup jelujur tidak berbeda
signifikan dibandingkan grup simpul terputus (p>0,05)
Kesimpulan: Pada penelitian ini membuktikan bahwa jahitan jelujur dan simpul
terputus seimbang/sama dengan jahitan simpul terputus ditinjau dari jumlah
fibroblast dan skor kepadatan kolagen secara statistik. |
---|