Perlakuan Akuntansi Atas Persediaan Material Pada PT Pal Indonesia (Persero)

1. Kebijakan yang digunakan perusahaan atas perlakuan akuntansi persediaan material menganut pada Standar Akuntansi Keuangan No. 14, namun dalam praktiknya terdapat sedikit perbedaan dari Standar Akuntansi Keuangan No. 14 dikarenakan menyesuaikan dengan ciri perusahaan. 2. Pengadaan persediaan mater...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Nur Ila Rahmawati
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Published: 2019
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/88409/1/ABSTRAK%20FV.A.94-19%20RAH%20P.pdf
http://repository.unair.ac.id/88409/2/DAFTAR%20ISI%20FV.A.94-19%20RAH%20P.pdf
http://repository.unair.ac.id/88409/3/DAFTAR%20PUSTAKA%20FV.A.94-19%20RAH%20P.pdf
http://repository.unair.ac.id/88409/4/FULL%20TEXT%20FV.A.94-19%20RAH%20P.pdf
http://repository.unair.ac.id/88409/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Description
Summary:1. Kebijakan yang digunakan perusahaan atas perlakuan akuntansi persediaan material menganut pada Standar Akuntansi Keuangan No. 14, namun dalam praktiknya terdapat sedikit perbedaan dari Standar Akuntansi Keuangan No. 14 dikarenakan menyesuaikan dengan ciri perusahaan. 2. Pengadaan persediaan material dilakukan berdasarkan proyek dengan menggunakan f.o.b destination. Biaya persediaan yang diakui berdasarkan biaya pembelian. Menurut penulis, perlakuan ini sudah tepat karena mayoritas pembelian persediaan material dari luar negeri, sehingga banyak risiko pada saat pengirimannya, dengan menggunakan f.o.b destination secara tidak langsung perusahaan mengurangi risiko atas pembelian. 3. Mutasi persediaan material dicatat menggunakan sistem IFS (Industrial Financial System). Pencatatannya menggunakan pencatatan perpetual. Perhitungan biaya persediaan menggunakan metode rata- rata bergerak. persediaan diakui sebagai harga pokok penjualan saat persediaan dipakai untuk produksi. Akhir periode, selalu dilakukan pemeriksaan fisik atau stock opname, namun seringkali terjadi ketidaksesuaian antara sistem dan persediaan fisik yang ada di gudang, hal ini disebabkan kepala gudang belum melakukan pemotongan persediaan atas keluarnya persediaan dari gudang. 4. Penilaian persediaan material mengandalkan Appraisal. Penilaian tidak dilakukan secara rutin, namun dilakukan pada saat – saat tertentu saja, sehingga saat terjadinya penurunan nilai, kerugian atas penurunan nilai tidak tercatat dan nilai persediaan tetap pada biaya perolehan. hal ini akan mempengaruhi laporan keuangan yang disajikan kurang akurat.