FAKTOR RISIKO KEJADIAN STUNTING PADA ANAK USIA 2-5 TAHUN DI INDONESIA (ANALISIS DATA IFLS5)

Stunting merupakan kegagalan pertumbuhan dan perkembangan pada 1000 hari pertama kehidupan yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis dan infeksi yang berulang. Stunting banyak terjadi pada anak usia dibawah 5 tahun. Terjadinya stunting dipengaruhi oleh berbagai faktor mulai dari faktor maternal, d...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: RISNA NUR FAJARIYAH, 101511133056
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Published: 2019
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/88993/1/6%20ABSTRACT%20.pdf
http://repository.unair.ac.id/88993/2/8%20DAFTAR%20ISI%20.pdf
http://repository.unair.ac.id/88993/3/20%20DAFTAR%20PUSTAKA%20.pdf
http://repository.unair.ac.id/88993/4/FKM.214-19%20Faj%20f.pdf
http://repository.unair.ac.id/88993/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Stunting merupakan kegagalan pertumbuhan dan perkembangan pada 1000 hari pertama kehidupan yang disebabkan oleh kekurangan gizi kronis dan infeksi yang berulang. Stunting banyak terjadi pada anak usia dibawah 5 tahun. Terjadinya stunting dipengaruhi oleh berbagai faktor mulai dari faktor maternal, defisiensi zat gizi, infeksi yang berulang, hingga faktor lingkungan dan social ekonomi. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor risiko kejadian stunting pada anak, sehingga penanganan dan pencegahan dapat dilakukan dengan tepat. Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan desain studi cross-sectional dengan populasi penelitian sebanyak 3366 anak yang berusia 2-5 tahun di Indonesia yang juga merupakan responden dari Indonesia Family Life Survey 5. Penelitian ini merupakan penelitian yang menggunakan data sekunder yang berasal dari hasil Indonesia Family Life Survey 5 yang dilaksanakan pada tahun 2014 hingga 2015. Stunting pada anak dikategorikan berdasarkan TB/U yang berada dibawah batas z-score -2SD yang ditentukan oleh WHO. Data individu dan rumah tangga responden didapatkan dari hasil Indonesia Family Life Survey 5 pada kuesioner rumag tangga. Data tersebut beupa tinggi badan anak, usia anak, jenis kelamin anak, status imunisasi, ASI eksklusif, frekuensi makan anak, tinggi ibu, usia ibu saat hamil, pendidikan ibu, wilayah tempat tinggal dan paparan asap rokok. Data dianalisis secara univariat dan bivariat, analisis bivariat dilakukan dengan uju regresi logistik sederhana. Hasil analisis bivariat menunjukkan jika jenis kelamin (p=0,017), status imunisasi (p=0,001), tinggi ibu (p=0,000), pendidikan ibu (p=0,000), dan wilayah tempat tinggal (p=0,000) merupakan faktor risiko kejadian stunting. Sedangkan ASI eksklusif (p=0,658), frekuensi makan (p=0,067), usia ibu saat hamil (p=0,076), dan paparan asap rokok (p=0,639) bukan merupakan faktor risiko kejadian stunting. Kesimpulan dari penelitian ini adalah kejadian stunting dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor, diantaranya jenis kelamin anak, status imunisasi, tinggi ibu, pendidikan ibu, dan wilayah tempat tinggal merupakan faktor risiko terhadap kejadian stunting pada anak usia 2-5 tahun di Indonesia.