POTENSI PERIPHERAL BLOOD MONONUCLEAR CELLS (PBMCs) SEBAGAI PENCETUS APOPTOSIS JALUR SINYAL SITOKIN PADA STEM CELL OSTEOSARKOMA PENELITIAN EKSPERIMENTAL IN-VITRO
Pendahuluan: Osteosarkoma (OS) merupakan sarkoma primer tulang yang paling banyak terjadi. Pasien dengan OS lanjut, metastasis, dan kasus rekuren masih memiliki prognosis yang buruk setelah mendapat terapi agresif dengan pembedahan dan kemoterapi. Pada beberapa tahun terakhir, pendekatan imunoter...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian Indonesian Indonesian |
Published: |
2019
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/89522/1/TKKli.%2059-19%20Yaz%20p%20abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/89522/2/TKKli.%2059-19%20Yaz%20p%20daftar%20isi.pdf http://repository.unair.ac.id/89522/3/TKKli.%2059-19%20Yaz%20p%20daftar%20pustaka.pdf http://repository.unair.ac.id/89522/4/TKKli.%2059-19%20Yaz%20p.pdf http://repository.unair.ac.id/89522/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian Indonesian Indonesian |
Summary: | Pendahuluan: Osteosarkoma (OS) merupakan sarkoma primer tulang yang paling banyak
terjadi. Pasien dengan OS lanjut, metastasis, dan kasus rekuren masih memiliki prognosis yang
buruk setelah mendapat terapi agresif dengan pembedahan dan kemoterapi. Pada beberapa tahun
terakhir, pendekatan imunoterapi berbasis sel dan antibodi telah cukup berhasil pada terapi
keganasan anak. Salah satu yang menarik perhatian adalah potensi yang dimiliki oleh sel
mononuklear darah perifer (PBMCs).
Tujuan: Untuk menjelaskan apoptosis yang dicetuskan oleh PBMC's yang disensitivasi
secretome dan GM-CSF pada kokultur dengan stem cell osteosarkoma melalui jalur sitokin.
Metode: Penelitian ini merupakan penelitian laboratoris in-vitro yang dilakukan dengan
rancangan penelitian eksperimental murni dengan melakukan kokultivasi Osteosarcoma
Mesenchymal Stem Cells (OS-MSCs) bersama PBMCs yang telah disensitivasi dengan secretome
dan GM-CSF. Dilakukan evaluasi berupa kadar sekresi IL-2 (ELISA), ekspresi STAT-3
(Imunositokimia), dan caspase-3 (imunohistokimia).
Hasil: PBMCs yang disensitivasi dengan kombinasi secretome dan GM-CSF mensekresi IL-2
paling tinggi. Kokultivasi OS-MSCs bersama PBMCs yang tersensitivasi dengan kombinasi
secretome dan GM-CSF memiliki ekspresi caspase-3 yang paling tinggi, serta sekresi IL-2 dan
ekspresi STAT-3 yang tidak terlalu berbeda dengan kelompok perlakuan lain.
Diskusi: Kadar sekresi IL-2 yang tinggi menunjukkan potensi PBMCs yang meningkat setelah
disensitivasi dengan secretome dan GM-CSF. Kokultivasi OS-MSCs bersama PBMCs yang
tersensitivasi dengan secretome dan GM-CSF menunjukkan peningkatan caspase-3, sebagai
komponen jalur apoptosis. Hal tersebut menunjukkan potensi PBMCs sebagai pencetus apoptosis.
Apoptosis yang terjadi melalui sekresi IL-2 oleh PBMCs, yang merupakan apoptosis jalur sinyal
sitokin.
Kesimpulan: Kokultivasi secara in-vitro OS-MSCs bersama PBMCs yang tersensitivasi dengan
secretome dan GM-CSF memiliki potensi induksi apoptosis yang lebih tinggi. |
---|