PENGARUH TINGKAT KECUKUPAN PROTEIN,ZINK,KALSIUM,ZAT BESI, VITAMIN A, PENYAKIT INFEKSI, DAN PRAKTIK HIGIENE TERHADAP KEJADIAN STUNTING PADA BALITA USIA 24-59 BULAN (di wilayah kerja Puskesmas Bulak Banteng )
Stunting menggambarkan status gizi kurang yang bersifat kronik pada masa pertumbuhan dan perkembangan sejak awal kehidupan. Penyebab terjadinya stunting berasal dari multifaktor. Beberapa faktor tersebut adalah tingkat kecukupan zat gizi selama masa pertumbuhan, kejadian penyakit infeksi yang aka...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | English English English Indonesian |
Published: |
2019
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/90092/1/FKM.GZ.25-19%20Sia%20p%20abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/90092/2/FKM.GZ.25-19%20Sia%20p%20daftar%20isi.pdf http://repository.unair.ac.id/90092/3/FKM.GZ.25-19%20Sia%20p%20daftar%20pustaka.pdf http://repository.unair.ac.id/90092/4/FKM.GZ.25-19%20Sia%20p.pdf http://repository.unair.ac.id/90092/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | English English English Indonesian |
Summary: | Stunting menggambarkan status gizi kurang yang bersifat kronik pada masa
pertumbuhan dan perkembangan sejak awal kehidupan. Penyebab terjadinya
stunting berasal dari multifaktor. Beberapa faktor tersebut adalah tingkat
kecukupan zat gizi selama masa pertumbuhan, kejadian penyakit infeksi yang akan
mengganggu proses penyerapan zat gizi, serta praktik higiene yang buruk akan
meningkatkan risiko terjadinya penyakit infeksi. Tujuan penelitian ini adalah untuk
menganalisis tingkat kecukupan protein, zink, kalsium, zat besi, vitamin A,
penyakit infeksi, dan praktik higiene terhadap kejadian stunting.
Jenis penelitian ini adalah observational dengan desain case-control.
Kelompok kasus adalah balita stunting dan kelompok kontrol adalah balita nonstunting
usia 24-59 bulan, sedangkan kelompok kontrol adalah balita normal
berdasarkan TB/U yang berusia 24-59 bulan. Penelitian dilakukan di wiliyah kerja
Puskesmas Bulak Banteng Surabaya. Sampel pada penelitian ini berjumlah 28
untuk setiap kelompok kasus dan kontorl. Pengumpulan data dilakukan dengan
menggunakan pengukuran tinggi badan, kuesioner penelitian, kuesioner praktik
higiene, dan SQ-FFQ (Semi-Quantitatif Food Frequency Questionnaire). Data
dianalisis menggunakan uji regresi logistik untuk mengetahui pengaruh antar
variabel terhadap kejadian stunting.
Hasil penelitain menunjukkan jumlah konsumsi balita stunting lebih rendah
dibanding balita non-stunting. Pada balita stunting usia 24-<48 bulan, protein
(18,95gram), zink (2,73mg), kalsium (618,65mg), zat besi (3,68mg), vitamin
A(178,7mcg). Untuk 48-59 bulan protein (22,05 gram), zink (2,15mg), kalsium
(612,2 mg), zat besi (4,66 mg), vitamin A(242,1mcg). Non-stunting usia 24-59
bulan protein (27,13 gram), zink (2,9mg), kalsium (625,86 mg), zat besi (4,35mg),
vitamin A(247,61mcg). Untuk usia 48-59 bulan protein (33,2 gram), zink (3,2 mg),
kalsium (681,45 mg), zat besi (3,48 mg), vitamin A(326,3mcg). Terdapat pengaruh
tingkat kecukupan zink (p=0,000) (OR=-2,625), kalsium (p=0,000) (or=-3,420),
zat besi (p=0,007) (OR=1,669), vitamin A (p=0,034)(OR=-1,204), penyakit infeksi
(p=0,000) (OR=-3,402), dan praktik higiene (p=0,000) (OR=-2,442) terhadap
stunting. |
---|