PEMBUATAN SNAP-ON SMILE PADA KASUS DIASTEMA PADA GIGI ANTERIOR DENGAN BAHAN NYLON THERMOPLASTIC

Latar Belakang: Tuntutan akan estetika dalam masyarakat modern semakin meningkat. Hal ini juga berpengaruh dalam bidang kedokteran gigi yang erat kaitannya dengan bidang estetika. Salah satu masalah utama dalam kedokteran gigi adalah diastema antara gigi geligi. Untuk tujuan memperbaiki estetik gigi...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: NOVIA PUTRI MELINDA, 151610513015
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:English
English
English
Indonesian
Published: 2019
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/90185/1/FV.TKG.16-19%20Mel%20p%20abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/90185/2/FV.TKG.16-19%20Mel%20p%20daftar%20isi.pdf
http://repository.unair.ac.id/90185/3/FV.TKG.16-19%20Mel%20p%20daftar%20pustaka.pdf
http://repository.unair.ac.id/90185/4/FV.TKG.16-19%20Mel%20p.pdf
http://repository.unair.ac.id/90185/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: English
English
English
Indonesian
Description
Summary:Latar Belakang: Tuntutan akan estetika dalam masyarakat modern semakin meningkat. Hal ini juga berpengaruh dalam bidang kedokteran gigi yang erat kaitannya dengan bidang estetika. Salah satu masalah utama dalam kedokteran gigi adalah diastema antara gigi geligi. Untuk tujuan memperbaiki estetik gigi geligi, sering dilakukan penutupan pada diastema. Penutupan diastema ini dapat dilakukan menggunakan snap-on smile dengan bahan nylon thermoplastic. Tujuan: Untuk mengetahui teknik pembuatan snap-on smile pada kasus diastema pada gigi anterior dengan bahan thermosens. Kasus: Laboratorium ADL menerima surat perintah kerja dari dokter gigi untuk pembuatan snap-on smile. Pada model yang diterima terdapat kasus diastema pada gigi anterior rahang atas dan rahang bawah yang akan dibuatkan snap-on smile dengan bahan nylon thermoplastic. Pelilinan dilakukan pada seluruh gigi anterior rahang atas dan rahang bawah. Pembuatan snap-on smile harus memperhatikan bentuk dan ukuran gigi, embrasur, bukal, lingual, dan oklusal dari anatomi untuk menunjang keberhasilan estetika. Kesimpulan: Diperlukan komunikasi yang baik antara dokter gigi dan teknisi gigi serta mempunyai kemampuan dalam pembuatan snap-on smile agar menghasilkan suatu protesa yang akurat dan dapat memperbaiki estetik.