Penanganan Tic Fasialis Dengan Kombinasi Titik Akupunktur Yingxiang (Li 20), Jiache (St 6), Sanyinjiao (Sp 6)Dan Infusa Mentha Piperita

Tic fasialis adalah gerakan motorik tiba-tiba, berulang dan tidak ritmik yang terjadi pada bagian wajah, leher dan menjalar ke kepala. Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini umumnya ialah gerakan kedipan mata yang terjadi secara involunter. Penyakit ini juga disebut sebagai kejang saraf yang t...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: ZUKHRUFAH AINI
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Published: 2019
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/90540/1/FV.%20PT.%2003-19%20Ain%20p%20abstrak.pdf
http://repository.unair.ac.id/90540/2/FV.%20PT.%2003-19%20Ain%20p%20daftar%20isi.pdf
http://repository.unair.ac.id/90540/3/FV.%20PT.%2003-19%20Ain%20p%20daftar%20pustaka.pdf
http://repository.unair.ac.id/90540/4/FV.%20PT.%2003-19%20Ain%20p.pdf
http://repository.unair.ac.id/90540/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Tic fasialis adalah gerakan motorik tiba-tiba, berulang dan tidak ritmik yang terjadi pada bagian wajah, leher dan menjalar ke kepala. Gejala yang ditimbulkan oleh penyakit ini umumnya ialah gerakan kedipan mata yang terjadi secara involunter. Penyakit ini juga disebut sebagai kejang saraf yang terjadi pada wajah, hal ini disebabkan oleh ketidak seimbangan penghambatan pada ganglia basal yang mengakibatkan munculnya stimulasi berlebihan pada gugus saraf tertentu. Secara Tradisional Chinese Medicine penyakit ini disebabkan oleh adanya emosi yang tertekan dan adanya serangan patogen angin dingin yang dapat menyebabkan kurangnya pasokan nutrisi pada wajah dan efek dari patogen angin dingin yang dapat menimbulkan gerakan yang berulang-ulang pada wajah yaitu kedipan mata yang terjadi secara involunter. Studi kasus ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh kombinasi terapi akupunktur dan herbal dalam penanganan tic fasialis. Studi kasus ini dilakukan selama 5 minggu. Terapi akupunktur dilakukan sebanyak 15 kali atau 5 tahap terapi dengan titik Yingxiang (LI 20), Jiache (ST 6), Sanyinjiao (SP 6) selama 15 menit setiap dilakukan terapi. Sedangkan terapi herbal menggunakan Infusa Mentha Piperita sebanyak 35 gram simplisia daun Mentha Piperita yang didihkan dengan 350 ml air. Indikator keberhasilan terapi yang digunakan ialah PUTS (Premonitory Urge for Tics Scale) kuisioner. Hasil yang diperoleh pada kasus tic fasialis dengan terapi akupunktur pada titik Yingxiang (LI 20), Jiache (ST 6), Sanyinjiao (SP 6), dan kombinasi herbal infusa daun mint (Mentha piperita) dapat membantu mengurangi gejala tic fasialis yang dialami pasien, berupa menurunnya tingkat keparahan tic pasien.