Pengaruh Anti Estrogen Terhadap Tingkah Laku Birahi, Berat Uterus dan Jumlah Folikel yang Berkembang pada Tikus

Sebagian besar gangguan reproduksi pada ternak betina disebabkan oleh factor hormonal. Apabila hal itu terjadi, maka gangguan reproduksi baik pada tingkat infertilitas sampai dengan sterilitas dapat terjadi pada hewan tersebut. Salah satu diantara gangguan hormonal tersebut adalah pemakaian hormon e...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Hermin Ratnani, Budi Utomo
Format: Monograph PeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Published: Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat Universitas Airlangga 2005
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/90818/2/Bukti%20C%2043%20Pengaruh%20Anti%20Estrogen%20Terhadap%20.....pdf
http://repository.unair.ac.id/90818/1/Peer%20Review%20Bukti%20C43.pdf
http://repository.unair.ac.id/90818/
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Sebagian besar gangguan reproduksi pada ternak betina disebabkan oleh factor hormonal. Apabila hal itu terjadi, maka gangguan reproduksi baik pada tingkat infertilitas sampai dengan sterilitas dapat terjadi pada hewan tersebut. Salah satu diantara gangguan hormonal tersebut adalah pemakaian hormon estrogen yang berlebihan dan dalam jangka panjang dapat menyebabkan terbentuknya anti-estrogen yang berdampak negatif terhadap system hormonal dalam tubuh. Dampak yang timbul yaitu hewan tidak dapat birahi (estrus) normal serta masa kawin diperpanjang. Secara normal sel telur yang telah dibuahi maupun belum dibuahi akan bergerak menuju tuba falopii. Kecepatan pergerakan sel telur dan tuba falopii menuju uterus sangat tergantung pada kadar hormon estrogen dalam darah. Hal ini terjadi pada induk betina yang birahi atau segera setelah birahi. Selama ini penggunaan anti-estrogen Tamoxifen menyebabkan menurunnya konsumsi pakan, berat badan dan kandungan lemak serta lambatnya pertumbuhan. Disamping itu pemberian anti-estrogen dapat menghambat kontraksi dinding uterus, sehingga mempersulit pertemuan sel sperma dengan sel telur pada tuba falopii. Diketahui pula bahwa anti-estrogen mempunyai aksi sentrai di otak dan periperal untuk mempengaruhi perilaku seksual_ dan keseimbangan energi serta menghambat teroidal penggertak birahi. Anti-estrogen bekerja secara antagonis terhadap estrogen steroidal yaitu mengurangi efek dan estrogen steroidal pada keseimbangan energi dan perilaku birahi pada tikus betina dewasa. Tujuan yang ingin diketahui dalam penelitian ini adalah : mengetahui pengaruh pemberian anti-estrogen Tamoxifen terhadap tingkah laku birahi, jumlah folikel dominan yang berkembang dan berat uterus. Penelitian dilakukan di laboratorium Ilmu Kemajiran FKH unair. Tikus diinjeksi Tamoxifen dengan berbagai dosis yaitu perlakuan 1 (150 11g/hari), perlakuan 2 (200 p.g/hari) dan perlakuan 3 (250 p.g/hari) selama 2 minggu dengan interval pemberian 3 hari serta kelompok kontrol tanpa perlakuan sebagai pembanding. Kemudian diamati jumlah tikus yang birahi dengan menggunakan pejantan pemacek dan pemeriksaan ulas vagina, setelah itu dibedah untuk dilihat jumlah folikel dominan yang berkembang dan ditimbang berat uterusnya. Data yang diperoleh dianalisa dengan uji Anava dan dilanjutkan dengan uji BNT. Hasil penelitian : Pengaruh pemberian Tamoxifen selama 15 hari dengan interval pemberian 3 hari terhadap jumlah tikus yang birahi path kontrol 8 (20%), dosis 150 µg 7 (17,5%), 200 µg 4 (10%) dan 250 lag 3 (7,5%). Jumlah folikel dominan yang berkembang pada kontrol (7,0 ± 1,18); dosis 150 lag (6,7 ± 1,79); 200 lag (4,0 ± 1,27) dan 250 p.g (3,0 ± 1,27). Berat uterus kontrol (411,90 ± 5,21); dosis 150 lag (408,70 ± 3,49); 200 µg ( 406,40 ± 4,54) dan 250 p.g (380,30 ± 14,62). Kesimpulan : Pengaruh pemberian Tamoxifen terhadap jumlah tikus betina yang birahi yaitu makin tinggi dosisnya makin sedikit jumlah tikus yang birahi, jumlah folikel dominan yang berkembang pada pemberian anti-estrogen (Tamoxifen) dosis 200 µg dan 250 µg terjadi penurunan , sedangkan penurunan berat uterus terjadi pada pemberian Tamoxifen dosis 250 gg. Disarankan penggunaan dosis yang lebih tepat agar pengunaannya lebih efektif dan efek samping lebih kecil. Perlu dilakukan pemberian pada hewan lain: kambing, domba, kelinci dsb.