Optimasi Fotobiomodulasi Laser Merah 649nm Terhadap Proses Penyembuhan Luka Ekstrasi Gigi Pada Tikus

Tindakan pencabutan gigi dilakukan ketika terjadi masalah pada sekitar mulut. Adanya bakteri, penyakit ataupun trauma pada daerah mulut menjadi penyebab dibutuhkannya pencabutan gigi ketika keberadaan gigi tidak dapat lagi dipertahankan. Pasca pencabutan gigi mempunyai konsekuensi terjadinya luka...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Age Sulistyo, 091625053003
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Published: 2019
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/91379/1/TT.%2001-19%20Sul%20o%20ABSTRAK.pdf
http://repository.unair.ac.id/91379/2/TT.%2001-19%20Sul%20o%20DAFTAR%20ISI.pdf
http://repository.unair.ac.id/91379/3/TT.%2001-19%20Sul%20o%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
http://repository.unair.ac.id/91379/4/TT.%2001-19%20Sul%20o%20BR.pdf
http://repository.unair.ac.id/91379/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Tindakan pencabutan gigi dilakukan ketika terjadi masalah pada sekitar mulut. Adanya bakteri, penyakit ataupun trauma pada daerah mulut menjadi penyebab dibutuhkannya pencabutan gigi ketika keberadaan gigi tidak dapat lagi dipertahankan. Pasca pencabutan gigi mempunyai konsekuensi terjadinya luka pada jaringan sekitar gigi yang dicabut, dimana akan menjadi masalah serius seperti Alveolar Osteitis, peradangan, hingga infeksi yang diperlukan penanganan serius. Proses penyembuhan luka merupakan suatu proses yang kompleks dan dinamis terdiri dari fase inflamasi, proliferasi dan Remodeling, dimana masing-masing fase mempunyai mediator pendukung yang berperan. Proses penyembuhan luka juga dapat dibantu melalui terapi dengan menggunakan bahan kimiawi seperti antiseptik dan antibiotik. Fotobiomodulasi merupakan bentuk terapi dengan memanfaatkan interaksi sumber cahaya dengan jaringan sehingga mampu mengaktifasi peningkatan Adrenosin Trifosfat (ATP) yang kemudian terjadi reaksi berantai sehingga mampu mebuat pembuluh darah baru dan meningkatkan jumlah fibroblas yang bertugas membuat matrix baru pada jaringan yang terluka. Pada penelitian ini digunakan sumber cahaya laser merah dengan daya 3,332±0,01 mW yang dipaparkan kepada hewan coba tikus galur wistar yang diberikan luka dengan mencabut gigi molar 1 untuk melihat pengaruhnya pada proses penyembuhan luka. Parameter yang diamati adalah sel limfosit, sel fibroblas, pembentukan pembuluh darah baru, Interleukin 1β (IL-1β), serta kolagen 1α (COL-1α) yang dibandingkan dengan dua kelompok tikus yang diberikan terapi antiseptik dan antibiotik 0,1%. Hasil pengamatan menunjukan bahwa pemaparan laser merah mempunyai jumlah sel fibroblas lebih banyak 33±3.03 sel dibandingkan dengan terapi antiseptik 21,5±1,87 sel dan terapi antibiotik 24,83±1,47 sel. Pembentukan pembuluh darah baru juga menunjukan hasil yang sama dimana laser merah mempunyai nilai lebih besar 10,16± 1,94 sel dibandingkan dengan kelompok terapi antiseptik 6,33±0,81 sel dan terapi antibiotik 6,66±0,81 sel. Berbanding lurus dengan peningkatan jumlah Fibroblas, ekspresi protein Col-1α menunjukan peningkatan secara signifikan 29,67±6,51. Pengujian dengan menggunakan One Way Anova diketahui kedua mediator pada proses penyembuhan luka yang mendapatkan paparan terapi fotobiomodulasi laser merah lebih baik dibandingkan dengan terapi antiseptik dan antibiotik dengan nilai Sig. α<0,05. Ekspresi IL-1β menunjukan adanya penurunan menuju kondisi kelompok tikus sehat 9±3. Fotobiomodulasi laser merah mampu membantu proses pemulihan luka pasca tindakan ektrasi gigi dengan ditandai meningkatnya jumlah sel limfosit, sel fibroblas, pembentukan pembuluh darah baru, ekspresi Col-1α, serta menurunya ekspresi IL-1β.