Potensi Antibodi Spermatozoa (ASA) Terhadap Spermatogensis dan Fertilisasi pada Tikus Putih
Imunisasi spermatozoa akan mcnginduksi produksi antibodi antispcrmatozoa yang akan menyelubungi antigen pada kcpala dan ekor spermatozoa yang akan mengganggu proses kapasitasi sehingga menghambat terjadinya reaksi akrosom akibatnya kemampuan fertilisasi berkurang. Antibodi Antispermatozoa mempengaru...
Saved in:
Main Authors: | , , |
---|---|
Format: | Monograph PeerReviewed |
Language: | English English |
Published: |
Universitas Airlangga
2004
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/91804/2/Bukti%20C%2040%20Potensi%20Antibodi%20Spermatozoa%20%28ASA%29%20Terhadap%20.....pdf http://repository.unair.ac.id/91804/1/Peer%20Review%20Bukti%20C40.pdf http://repository.unair.ac.id/91804/ |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | English English |
Summary: | Imunisasi spermatozoa akan mcnginduksi produksi antibodi antispcrmatozoa yang akan menyelubungi antigen pada kcpala dan ekor spermatozoa yang akan mengganggu proses kapasitasi sehingga menghambat terjadinya reaksi akrosom akibatnya kemampuan fertilisasi berkurang. Antibodi Antispermatozoa mempengaruhi sistem reproduksi yaitu terhadap:spermatogenesis, transport spermatozoa, daya tahan hidup spermatozoa. interaksi gamet dan daya tahan hidup embrio ( Hinting, 1989; Liu.1991; Clarke, 1988, Mandelbaum, 1987 ). Pada pcnclitian sebelumnya telah tcrbukti bahwa imunisasi ekstrak testes tikus pada mencit betina mampu menurunkan jumlah fetus dalam setiap kebuntingan hewan coba ( Qatrina ,B.W, 2000).
Tujuan dan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi antibodi antispermatozoa (ASA) terhadap spermatogenesis dan fertilitas pada tikus putih jantan Manfaat penelitian ini adalah ekstrak testes dapat gigunakan sebagai imunokontrasepsi. Adapun hipotesis penelitian ini adalah terdapat perbedaan jumlah spermatosit dan spermatid pada tikus putih jantan dan terdapat pcrbcdaan fcrtilisasi pada tikus purih jantan putih perlakuan dengan antibodi antispermatozoa dan kelompok kontrol.
Penelitian ini menggunakan lO buah testes tikus putih jantan yang diambil secara kastrasi kemudian digerus. diencerkan dengan Na Cl 1% sebanyak 10 ml, selanjutnya disaring dan disertrifus dengan kecepatan 1800 rpm selama l0 menit hingga terbentuk 3 lapisan yakni lemak dibagian atas, cairan bcning ditengah dan endapan berwarna merah muda, kemudìan cairan bening ditambah dengan PBS (Phosphat Buffer Saline ) dan slap untuk disuntikkan. 24 ekor tikus jantan dibagi menjadi 4 kelompok yaitu Kelompok kontrol : tikus disuntik dengan Na CI fisiologis 0,1 mL/sciliari sclama 45 han. Kelompok I :tikus disuntik dengan suspensi 0.1 ml/sc/hari selama 15 hari. Kelompok II:mencit disuntik dengan suspensl 0,1 ml/sc/hari selama 30 hari Kclompok III: tikus disuntik dcngan suspensi 0,1 ml/sc/hari selama 45 hari Selanjutnya masing-masing tikus pada tiap-tiap kclompok dikawinkan dan dilihat jumlah anaknya setelah mclahirkan, selanjutnya tikus jantan dibunuh dan testesnya dibuat preparat histologis dan diperiksa jumlah spermatid dan spermatositnya.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat perbedaan yang nyata terhadap jumlah spermatid dan spermatosit pada kelompok perlakuan dan juga tcrdapat perbedaan yang nyata terhadap jumlab anak yang dilahirkan pada kelompok perlakuan ( p <0.05). Kesimpulan penelitian ini adalah penyuntikan ekstrak testes pada tikus putih jantan menurunkan jumlah spermatid. spermatozoa dan jumlah anak yang dilahirkan jika dikawinkan dengan tikus betina.
Saran penelitian ini adalah dosisnya dapat ditingkatkan agar diperoleh kcadaan spermatogenesis dan tidak terjadi fertilisasi sehingga dapat digunakan sebagai imunokontrasepsi. |
---|