HUBUNGAN ANTARA DEFISIENSI KALSIDIOL SERUM DENGAN DERAJAT SARKOPENIA PADA KOMUNITASUSIA LANJUT Studi Observasional Analitik Cross-Sectional Pada Komunitas Usia Lanjutdi Puskesmas Kotamadya Surabaya 2019
Latar belakang: Sarkopenia sering terjadi pada komunitas usia lanjut (usila), dan jarang dikenali gejalanya. Sarkopenia sering dibarengi dengan defisiensi vitamin D pada usila. Defisiensi vitamin D dapat ditandai dari jumlah kalsidiol < 20 ng/mL. Defisiensi vitamin D dapat menyebabkan gangguan...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian Indonesian Indonesian |
Published: |
2019
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/92137/1/PPDS.IPD.%2045-19%20Ind%20h%20ABSTRAK.pdf http://repository.unair.ac.id/92137/2/PPDS.IPD.%2045-19%20Ind%20h%20DAFTAR%20ISI.pdf http://repository.unair.ac.id/92137/3/PPDS.IPD.%2045-19%20Ind%20h%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf http://repository.unair.ac.id/92137/4/PPDS.IPD.%2045-19%20Ind%20h.pdf http://repository.unair.ac.id/92137/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian Indonesian Indonesian |
Summary: | Latar belakang: Sarkopenia sering terjadi pada komunitas usia lanjut (usila), dan
jarang dikenali gejalanya. Sarkopenia sering dibarengi dengan defisiensi vitamin
D pada usila. Defisiensi vitamin D dapat ditandai dari jumlah kalsidiol < 20
ng/mL. Defisiensi vitamin D dapat menyebabkan gangguan sintesis protein otot
sehingga menyebabkan penurunan massa serta kekuatan otot. Kalsidiol
merupakan metabolit vitamin D yang paling banyak di dalam darah dengan waktu
paruh 2-3 minggu. Beberapa studi menunjukkan penurunan kalsidiol serum
mengakibatkan penurunan kekuatan otot dan performa fisik sehingga
memperbesar insidensi jatuh pada usila. Belum ada penelitian di Indonesia yang
menganalisis tentang hubungan defisiensi kadar kalsidiol serum dengan derajat
sarkopenia pada komunitas usila, sehingga kami melakukan penelitian ini.
Tujuan: Menganalisis hubungan defisiensi kadar kalsidiol serum dengan derajat
sarkopenia pada komunitas usia lanjut di Surabaya.
Material dan Metode: Penelitian analitik observasional cross-sectional,
dilakukan di posyandu usila di Surabaya, melibatkan komunitas usia lanjut yang
memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi selama bulan Maret - April 2019.
Sejumlah 104 pasien memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi menjadi subjek
penelitian. Pemeriksaan Kalsidiol Serum dilakukan pada saat pemeriksaan
sarkopenia. Kadar kalsidiol serum diukur dengan menggunakan metode
Electrochemiluminescence Immunoassay (ECLIA). Analisis data menggunakan
uji komparasi BxK dan dianggap bermakna jika p < 0,05.
Hasil: Rata-rata usia didapatkan 66,44 ± 5,93 tahun, didominasi perempuan
sebanyak 55 orang (52,9%). Subyek penelitian kebanyakan tidak bekerja (28,8%)
dengan penghasilan rendah (68,2%) dan berisiko malnutrisi 50%. Komorbid
hipertensi ditemukan sebanyak 30,12% . Sebanyak 28% dari subyek penelitian
didapatkan tidak sarkopenia, 21% presarkopenia, 33% sarkopenia, dan 18%
sarkopenia berat. Rerata kadar kalsidiol pada subyek penelitian 20,19 ± 8,32
ng/dL dan didapatkan subyek yang mengalami defisiensi kalsidiol sebanyak
55,8%. Didapatkan hubungan yang bermakna antara defisiensi kadar kalsidiol
serum dengan sarkopenia pada usila (p= 0,003).
Kesimpulan: Defisiensi kalsidiol berhubungan bermakna dengan derajat
sarkopenia. Semakin rendah kadar kalsidiol (<20 ng/mL) berhubungan dengan
semakin berat derajat sarkopeniapada komunitas usila di Surabaya. |
---|