PROFIL POLA KEPEKAAN ANTIBIOTIK FILOGENETIK A, B1, B2 dan D BAKTERI Escherichia coli EXTENDED SPECTRUM ß-LACTAMASE PADA ISOLAT KOMUNITAS DAN PATOGEN DI RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA

Latar belakang: Bakteri resisten saat ini muncul di seluruh dunia sebagai ancaman terhadap pengobatan infeksi di komunitas dan rumah sakit. Dan dalam hal ini golongan Enterobacteriaceae yang paling sering adalah Escherichia coli. Insiden extended spectrum ß-lactamase (ESBL) bervariasi di seluruh...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: UMI SALAMAH, NIM011618226304
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Published: 2019
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/92187/1/TMBK.%2001-19%20Sal%20p%20ABSTRAK.pdf
http://repository.unair.ac.id/92187/2/TMBK.%2001-19%20Sal%20p%20DAFTAR%20ISI.pdf
http://repository.unair.ac.id/92187/3/TMBK.%2001-19%20Sal%20p%20DAFTAR%20PUSTAKA.pdf
http://repository.unair.ac.id/92187/4/TMBK.%2001-19%20Sal%20p%20BR.pdf
http://repository.unair.ac.id/92187/
http://lib.unair.ac.id
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Latar belakang: Bakteri resisten saat ini muncul di seluruh dunia sebagai ancaman terhadap pengobatan infeksi di komunitas dan rumah sakit. Dan dalam hal ini golongan Enterobacteriaceae yang paling sering adalah Escherichia coli. Insiden extended spectrum ß-lactamase (ESBL) bervariasi di seluruh dunia. Mikroorganisme penghasil ESBL resisten terhadap sefalosporin generasi ketiga dan antibiotik lain seperti fluoroquinolon dan cefepime, tetapi sebagian besar masih sensitif terhadap karbapenem. Metode penelitian: Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Sampel penelitian sebanyak 102 isolat yang terdiri dari 48 isolat patogen yang dikumpulkan selama periode Mei – Juli 2019 dan 54 isolat komunitas yang berasal dari stok kuman Escherichia coli ESBL yang tersimpan di Unit Mikrobiologi Klinik RSUD Dr. Soetomo. Sampel dari isolat patogen diidentifikasi dan diuji sensitivitas antibiotik secara fenotipik menggunakan BD PhoenixTM Auotomated Microbiology System atau Vitek 2 Compact System. Sampel dari komunitas yang telah teridentifikasi Escherichia coli ESBL diuji sensitivitas antibiotik dengan metode difusi (Kirby Bauer). Hasil: Dari hasil penelitian ini dapat dikatakan bahwa meropenem mempunyai sensitivitas yang paling tinggi baik pada Escherichia coli ESBL yang virulen (98,2%) maupun yang tidak virulen (97,8%), diikuti oleh gentamisin untuk yang virulen (78,6%) dan yang tidak virulen (65,2%) dan siprofloksasin untuk yang virulen (46,4%) dan yang tidak virulen (43,5%). Tetapi ada perbedaan pada amoksisilin-asam klavulanat sensitivitas yang agak tinggi justru pada Escherichia coli ESBL yang tidak virulen (58,7%) dibandingkan dengan yang virulen (39,3%). Kesimpulan: Tidak terdapat perbedaan yang bermakna pada sensitivitas masing – masing antibiotik antara Escherichia coli ESBL strain yang virulen maupun yang tidak virulen.