INTERTEKSTUALITAS PEREMPUAN ALKITAB PADA KUMPULAN PUISI PEREMPUAN YANG DIHAPUS NAMANYA KARYA AVIANTI ARMAND

• Main Author: Lilian Arisianti
• Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
• Language: English; English; English; Indonesian
• Published: 2019
• Subjects: P Language and Literature
• Online Access: http://repository.unair.ac.id/92982/1/FS.BI.75-19%20Ari%20i%20abstrak.pdf; http://repository.unair.ac.id/92982/2/FS.BI.75-19%20Ari%20i%20daftar%20isi.pdf; http://repository.unair.ac.id/92982/3/FS.BI.75-19%20Ari%20i%20daftar%20pustaka.pdf; http://repository.unair.ac.id/92982/4/FS.BI.75-19%20Ari%20i%20full%20text.pdf; http://repository.unair.ac.id/92982/; http://www.lib.unair.ac.id
• Institution: Universitas Airlangga

Penelitian intertekstualitas antara perempuan dalam Alkitab dengan kumpulan puisi Perempuan yang Dihapus Namanya ini bertujuan untuk menemukan bentuk interektualitas dan makna intertekstualitas antara perempuan Alkitab dengan kumpulan puisi Perempuan yang Dihapus namanya khususnya dalam kaitan konsep “kehidupan perempuan”. Kehidupan perempuan yang dimaksud diperoleh dengan memanfaatkan teori semiotika yang diuraikan oleh Michael Reffatere. Dari teori tersebut akan dilakukan pembacaan heuristik, hermeniutik, tabel relasi dan kontras, yang dilanjutkan dengan pencarian varian,model, dan matriks. Pemahaman terhadap varian, model, dan matriks berguna untuk merumuskan konveksi teks puisi sehingga dapat diteruskan pada tahap pemaknaan teks. Dalam penelitian ini akan diambil empat sampel puisi dari enam puisi yang digunakan sebagai data utama penelitian diantaranya adalah; Hawa, Tamar, Batsyeba, dan Jezebel. Hasil dari penelitian ini adalah, ditemukannya hubungan dan relasi yang sudah dibuktikan dalam tabel perbandingan kontras antara teks Alkitab dengan puisi-puisi yang terdapat dalam kumpulan puisi tersebut. Keempat perempuan yang terdapat pada teks Kitab Kejadian seperti Hawa, Tamar, Batsyeba, dan Izebel. Memiliki kesamaan cerita dengan puisi-puisi berjudul Hawa, Tamar, Batsyeba, dan Jezebel. Dengan begitu maka akan terlihat keberpihakan teks puisi dalam menyuarakan persoalan perempuan yang selama ini diperbincangkan. Melalui keberpihakan ini maka ditemukan berbagai pemaknaan, antara lain: pandangan publik yang menempatkan perempuan sebagai manusia pelengkap, protes antara ketimpangan hak antara laki-laki dan perempuan, ilmu pengetahuan sebagai pendukung pengembangan jati diri perempuan, serta kegamangan dalam memeluk agama. Melalui hasil penelitian ini membuktikan bahwa pengarang menciptakan jalinan yang tidak terpisah yang dapat dikaitkan dengan pemaknaan kehidupan sehari-hari yang dilalui oleh perempuan demi menyetarakan kedudukan dengan laki-laki.