ANALISIS KETERLAMBATAN DIAGNOSIS PADA PASIEN TB PARU DI PUSKESMAS PORONG, JAWA TIMUR, INDONESIA
Latar Belakang: Jumlah penderita tuberkulosis (TB) di Indonesia saat ini masih tinggi. Hal ini tidak terlepas dari beberapa faktor penyebab dan penyerta, yang salah satunya adalah adanya keterlambatan diagnosis (diagnosis delay) dalam pengobatan pasien TB. Diagnosis delay terbagi menjadi 2 aspek, ya...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian Indonesian Indonesian |
Published: |
2019
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/92984/1/FK.PD.212-19%20Fid%20a%20abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/92984/2/FK.PD.212-19%20Fid%20a%20daftar%20isi.pdf http://repository.unair.ac.id/92984/3/FK.PD.212-19%20Fid%20a%20daftar%20pustaka.pdf http://repository.unair.ac.id/92984/4/FK.PD.212-19%20Fid%20a%20full%20text.pdf http://repository.unair.ac.id/92984/ http://www.lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian Indonesian Indonesian |
Summary: | Latar Belakang: Jumlah penderita tuberkulosis (TB) di Indonesia saat ini masih tinggi. Hal ini tidak terlepas dari beberapa faktor penyebab dan penyerta, yang salah satunya adalah adanya keterlambatan diagnosis (diagnosis delay) dalam pengobatan pasien TB. Diagnosis delay terbagi menjadi 2 aspek, yaitu patient delay dan system delay. Keterlambatan diagnosis yang ada dapat menyebabkan banyak dampak buruk, antara lain meningkatkan risiko orang-orang di sekitar pasien untuk tertular TB, periode infektivitas, keparahan penyakit pasien, yang nantinya dapat meningkatkan angka mortalitas dan morbiditas pasien TB. Maka dari itu, durasi delay ini sebaiknya ditelusuri faktor penyebabnya dan di turunkan seminimal mungkin.
Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perilaku delay di masyarakat, khususnya di daerah Porong, Jawa Timur.
Metode: Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner yang diajukan ke pasien yang cocok dengan kriteria inklusi, yang setelah itu datanya juga akan dilengkapi dan di kroscek dengan rekam medik pasien pada poli TB puskesmas.
Hasil: Dari 22 sampel yang digunakan, 11 diantaranya masuk dalam kategori patient delay (pasien memeriksakan gejalanya ke puskesmas setelah lebih dari 2 minggu). Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa faktor yang cenderung berpengaruh pada perillaku pasien menunda pengobatan adalah tingkat pendidikan, pengetahuan pasien tentang TB, serta pekerjaan yang mengarah kepada kesibukan pasien. Sedangkan faktor seperti umur pasien, jenis kelamin, serta jarak rumah cenderung tidak memiliki pengaruh. Faktor ekonomi serta alat transportasi pasien tidak berpengaruh sama sekali, karena semua pasien yang diteliti tidak mengeluarkan uang sama sekali untuk pengobatan, serta semuanya menggunakan motor sebagai alat transportasi. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa median patient delay pasien adalah 29 hari, sedangkan durasi diagnosis delay berkisar antara 0-3 hari.
Kesimpulan: Ditemukan bahwa aspek yang berpengaruh signifikan pada diagnosis delay pasien yang menjadi sampel adalah patient delay, dengan median durasi 29 hari. Sedangkan system delay yang ditemukan hanya berkisar 0-3 hari. Pada penelitian ini belum dapat ditemukan bukti melalui uji statistika bahwa variabel independen yang diuji dapat berpengaruh pada kecenderungan pasien terlambat berobat, hal ini kemungkinan disebabkan karena perbedaan karakteristik antar kelompok delay dan tidak delay tidak begitu kontras, ataupun daerah cakupan sampel penelitian yang tidak cukup luas. |
---|