Pembangunan Pelembagaan Partai Persatuan Indonesia (PERINDO) Sebagai Partai Politik Baru di Indonesia
Penelitian ini mengkaji tentang pembangunan pelembagaan Partai Persatuan Indonesia (Perindo). Tujuan penelitian yakni untuk mengidentifikasi pembangunan pelembagaan pada Partai Persatuan Indonesia dalam konteks partai politik baru. Dalam menaksir derajat pelembagaan politik Partai Persatuan Indones...
Saved in:
Summary: | Penelitian ini mengkaji tentang pembangunan pelembagaan Partai Persatuan Indonesia (Perindo). Tujuan penelitian yakni untuk mengidentifikasi pembangunan pelembagaan pada Partai Persatuan Indonesia dalam konteks partai politik baru.
Dalam menaksir derajat pelembagaan politik Partai Persatuan Indonesia, Penelitian ini menggunakan pendekatan teori pelembagaan partai politik oleh Vicky Randall dan Lars Svasand dimana terdapat 4 parameter dalam pelembagaan partai, yakni (1) Derajat kesisteman (2) Derajat identitas nilai (3) Derajat otonomi (4) Derajat pengetahuan atau citra public.
Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan teknik snowball yakni dengan mewawancarai tokoh-tokoh yang berperan dalam proses pembangunan pelembagaan pada awal pembentukan Partai Persatuan Indonesia serta studi terhadap data-data sekunder yang berasal dari berbagai referensi seperti dokumen partai, serta penelusuran situs-situs yang memuat hasil riset yang menjadi objek kajian.
Dari analisa data, dapat disimpulkan bahwa Partai Persatuan Indonesia masih memiliki derajat pelembagaan yang rendah. Kesimpulan ini diambil dari penaksiran terhadap hasil penelitian pada setiap dimensi yang digunakan, yakni: (1) Sebagai partai politik baru, Partai Persatuan Indonesia sangat mengedepankan keputusan Hary Tanoesoedibjo selaku tokoh sentral, ketua umum dan pemegang otoritas kedudukan tertinggi Partai Persatuan Indonesia dalam setiap pengambilan keputusan baik pada pembentukan kepengurusan di tingkat pusat dan daerah hingga kebijakan politik yang dilakukan (2) Partai Persatuan Indonesia tergolong masih memiliki dukungan loyalitas yang lemah karena masih tergolong partai politik baru dan proses mematangkan identitas nilai terus diupayakan melalui kebijakan politik yang dilakukan (3) Dalam konteks dimensi otonomi, Partai Persatuan Indonesia terus dimatangkan dengan kunjungan kerja politik Hary Tanosoedibjo dengan memanfaatkan media MNC Group yang dimiliki (4) Namun, dalam derajat pengetahuan public terhadap Partai Persatuan Indonesia tergolong cukup tinggi. Hal ini didasarkan tingkat pengetahuan public terhadap Partai Persatuan Indonesia. Pemanfaatan kampanye dengan penggunaan media menjadikan public mengetahui secara cepat keberadaan Partai Persatuan Indonesia dan demikian dapat dijadikan cara dalam rangka membentuk citra baik public terhadap Partai Persatuan Indonesia. |
---|