Teknik Pembesaran Ikan Lele Mutiara (Clarias Gariepinus) Dengan Metode Fresh Water System Pada Kolam Bulat Di Unit Pelaksanaan Teknis Pelatihan Teknis Perikanan Budidaya Dan Pengolahan Produk Kelautan Dan Perikanan (Upt Ptpbp2kp) Kepanjen, Malang, Jawa Timur
Ikan lele merupakan komoditas air tawar yang cukup terkenal dikalangan masyarakat pada umumnya serta memiliki prospek yang cukup cerah. Ikan lele memiliki keunggulan yaitu rasa daging yang enak, harga relatif murah, kandungan gizi tinggi, pertumbuhan cepat, mudah berkembangbiak, toleran terhadap...
Saved in:
Summary: | Ikan lele merupakan komoditas air tawar yang cukup terkenal dikalangan
masyarakat pada umumnya serta memiliki prospek yang cukup cerah. Ikan lele
memiliki keunggulan yaitu rasa daging yang enak, harga relatif murah, kandungan
gizi tinggi, pertumbuhan cepat, mudah berkembangbiak, toleran terhadap mutu air
yang kurang baik, relatif tahan terhadap penyakit dan dapat dipelihara hampir di
semua wadah budidaya. Ikan lele mutiara merupakan strain baru ikan lele Afrika
Clarias gariepinus Burchell, 1822 unggul hasil pemuliaan Badan Peneliatian
Pemuliaan Ikan (BPPI) Sukamandi. Permintaan pasar akan ikan lele mengalami
kenaikan setiap tahunnya, sehingga produksi ikan lele perlu ditingkatkan lagi.
Tujuan dari praktek kerja lapang ini adalah mempelajari dan menerapkan teknik
pembesaran ikan lele mutiara (Clarias gariepinus) dengan metode Fresh Water
System pada kolam bulat, mengetahui masalah yang dihadapi dalam usaha
pembesaran ikan lele mutiara (Clarias gariepinus) dengan metode Fresh Water
System pada kolam bulat serta mengetahui prospek usaha teknik pembesaran ikan
lele mutiara (Clarias gariepinus) dengan metode Fresh Water System pada kolam
bulat di Unit Pelaksanaan Teknis Pelatihan Teknik Perikanan Budidaya dan
Pengolahan Produk Kelautan dan Perikanan (UPT PTPBP2KP) Kepanjen,
Malang, Jawa Timur.
Kegiatan Praktek Kerja Lapang dilakukan di Unit Pelaksanaan Teknis
Pelatihan Teknik Perikanan Budidaya dan Pengolahan Produk Kelautan dan
Perikanan (UPT PTPBP2KP) Kepanjen, Malang, Jawa Timur pada 17 Desember
2018 hingga 31 Januari 2019. Pengambilan data dilakukan dengan metode,
wawancara, observasi, partisipasi aktif serta studi pustaka.
Kegiatan pembesaran ikan lele mutiara meliputi persiapan kolam, seleksi
dan penebaran benih, aplikasi probiotik, pemberian pakan fermentasi,
pengurangan air, pengelolaan kualitas air, pengambilan sampling tiap minggu,
pengendalian hama dan penyakit, serta pemanenan. Persiapan kolam meliputi
pengeringan kolam, pengisian air, dan pengelolaan air. Pengeringan dilakukan
selama sehari. Kemudian kolam diisi dengan air hingga mencapai ketinggian 90-
120 cm. Setelah itu, tahapan pengelolaan air terdiri atas pemberian garam
sebanyak 1500 g/m3, kapur sebanyak 500 g/m3, probiotik sebanyak 200 ml,
molase sebanyak 400 ml dan tepung tapioka sebanyak 300 gram.
Pengurangan air dalam kegiatan pembesaran ikan lele mutiara sesuai
dengan metode yang digunakan yaitu Fresh Water System. Kegiatan ini dilakukan
setiap hari sekitar ±10 cm dari tinggi air setiap pagi sebelum waktu pemberian
makan. Pengurangan air dilakukan dengan mengeluarkan aerator dari kolam, lalu
membuka saluran outlet. Setelah air berkurang, tutup kembali outlet dan mengisi kolam dengan air setinggi ±10 cm kemudian menambahkan probiotik sebanyak
200 ml.
Kualitas air yang diukur terdiri dari suhu, dissolved oxygen atau oksigen
terlarut, dan pH. Suhu berkisar antara 24,7-27,7°C, kadar oksigen terlarut berkisar
antara 2,55-6,25 mg/L, dan pH 7 7,8-8,5. Untuk mengetahui pertumbuhan benih
ikan lele Mutiara, dilakukan sampling setiap minggu dengan mengukur panjang
dan berat ikan.
Hasil dari pengukuran pertumbuhan yaitu rata-rata berat 12,47 gram dan
panjang tubuh 12 -15 cm. Perhitungan FCR adalah 0,92 dan SR 86%. Serangan
penyakit yang sering ditemui pada kegiatan pembesaran ikan lele Mutiara di UPT
PTPBP2KP Kepanjen yaitu bakteri Aeromonas hydrophila. Penyakit ini ditandai
dengan timbulnya bercak luka pada pemukaan tubuh dan sirip. Selain A.
hydrophila, jamur juga banyak ditemukan pada tubuh ikan. Jamur biasanya
menyerang ikan pada bagian kepala, permukaan tubuh serta ekor. Untuk
penanggulangannya kedua masalah tersebut dilakukan dengan cara tradisional,
yaitu menggunakan daun ketapang yang telah dihancurkan sebelumnya. |
---|