Perlindungan Hukum Terhadap Isteri Korban Pemerkosaan Yang Melakukan Aborsi Tanpa Ijin Suami
Tipe penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah yuridis normative (legal research), dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan (statute approach), pendekatan konseptual (conceptual approach). Permasalahan dalam tesis ini yaitu: Syarat-syarat yang harus terpenuhi dalam pelaksanaan aborsi,...
Saved in:
Summary: | Tipe penelitian yang digunakan dalam tesis ini adalah yuridis normative (legal research), dengan menggunakan pendekatan perundang-undangan (statute approach), pendekatan konseptual (conceptual approach). Permasalahan dalam tesis ini yaitu: Syarat-syarat yang harus terpenuhi dalam pelaksanaan aborsi, Ijin suami dalam pelaksanaan aborsi korban perkosaan.
Bagi seseorang perempuan korban perkosaan yang mempunyai suami sangat membutuhkan keberadaan suami dalam menghadapi permasalahan sebagaimana dimaksud. Menurut penulis, sebagai suami yang isterinya hamil akibat perkosaan, hendaknya bersikap bijak. Bijak dalam hal ini adalah harus benarbenar melihat isteri sebagai korban. Suami harus dapat memberikan support kepada isteri yang hamil akibat perkosaan. Dengan begitu, beban psikis seorang isteri akan berkurang karena adanya dukungan dari suami. Berdasarkan hal tersebut, sangat terlihat betapa pentingnya izin suami bagi seorang isteri korban perkosaan yang akan melakukan aborsi. Didalam kehidupan rumah tangga akan lebih tentram apabila semua permasalahan dibicarakan bersama suami isteri. Jika suami isteri bersikap bijak dalam menghadapi kehamilan akibat perkosaan, maka aborsi tidak perlu dilakukan karena keduanya dapat menerima keadaan tersebut dan menghadapi masalah tersebut sebagai suatu cobaan dalam rumah tangga. Suami tidak menyalahkan isteri karena telah hamil akibat perkosaan, sedangkan sang isteri dapat menerima kehamilannya karena mendapat perlindungan dan support dari suami. Dengan sikap seperti itu, mereka akan tetap mempertahankan janin yang ada didalam kandungan. |
---|