Serodeteksi Brucellosis Dengan Metode Rose Bengal Test (Rbt) Dan Complement Fixation Test (Cft) Pada Sapi Perah Betina Di Kabupaten Banyuwangi
Penelitian mengenai “Serodeteksi Brucellosis dengan Metode Rose Bengal Test (RBT) dan Complement Fixation Test (CFT) pada Sapi Perah Betina di Kabupaten Banyuwangi” telah dilakukan di bawah bimbingan Prof. Dr. Suwarno, drh., M.Si. dan Ratih Novita Praja, drh., M.Si. Brucellosis merupakan penyakit...
Saved in:
Summary: | Penelitian mengenai “Serodeteksi Brucellosis dengan Metode Rose Bengal Test (RBT) dan Complement Fixation Test (CFT) pada Sapi Perah Betina
di Kabupaten Banyuwangi” telah dilakukan di bawah bimbingan Prof. Dr. Suwarno, drh., M.Si. dan Ratih Novita Praja, drh., M.Si. Brucellosis merupakan penyakit zoonosis yang disebabkan oleh bakteri Brucella dan dapat menyebabkan penyakit gangguan reproduksi. Brucellosis menjadi masalah di banyak negara sebab berdampak pada kerugian ekonomi, yakni berupa abortus fetus dan meningkatnya biaya pengobatan. Brucellosis merupakan salah satu penyakit PHMS yang dapat menyebabkan abortus pada hewan di usia 6-9 bulan dan menyebabkan penyakit pada manusia yang biasa disebut demam undulan.
Pencegahan dan pengendalian kasus Brucellosis di Indonesia sudah dilakukan sejak lama namun masih ada beberapa wilayah yang belum bebas dari Brucellosis. Oleh sebab itu perlu dilakukan tindakan diagnosis dini dengan menggunakan uji serologis yakni Rose Bengal Test (RBT) dan Complement Fixation Test (CFT). Hal ini dilakukan karena RBT masih memungkinkan untuk terjadinya reaksi positif palsu, sehingga butuh uji konfirmasi dengan CFT sebagai peneguhan. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan untuk mendeteksi adanya antibodi Brucella pada sapi perah betina di Kabupaten Banyuwangi dengan metode Rose Bengal Test dan Complement Fixation Test, serta mengetahui hasil seropositif penyakit Brucellosis di Kabupaten Banyuwangi.
Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif, penghitungan sampel menggunakan rumus Slovin dan sampel diambil secara acak (random). Sampel yang diambil sebesar 84 sampel dari 516 ekor populasi sapi perah betina dewasa di Kabupaten Banyuwangi. Sampel tersebut kemudian diuji dengan metode RBT dan CFT, uji CFT dilakukan di Balai Besar Veteriner Denpasar. |
---|