Pengaruh Penambahan SPACE-Peptide Terhadap Efektifitas, Stabilitas Fisik dan Iritabilitas Sediaan Gel Freeze Dried Amniotic Membrane Stem Cell- Metabolite Product Sebagai Antiaging

Aging adalah suatu proses kompleks dan tidak dapat dihindari yang terjadi pada seluruh makhluk hidup tak terkecuali manusia. Aging terjadi pada seluruh organ tubuh manusia termasuk kulit. Kulit merupakan bagian terluar dari tubuh manusia yang memiliki banyak fungsi penting, diantaranya berperan dala...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Ria Hanistya
Format: Theses and Dissertations NonPeerReviewed
Language:Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Published: 2020
Subjects:
Online Access:http://repository.unair.ac.id/97484/1/1.%20HALAMAN%20JUDUL%20KKC%20KK%20TF.09-20%20Han%20p.pdf
http://repository.unair.ac.id/97484/2/2.%20ABSTRACT%20KKC%20KK%20TF.09-20%20Han%20p.pdf
http://repository.unair.ac.id/97484/3/3.%20HALAMAN%20DAFTAR%20ISI%20KKC%20KK%20TF.09-20%20Han%20p.pdf
http://repository.unair.ac.id/97484/4/4.%20BAB%20I%20PENDAHULUAN%20KKC%20KK%20TF.09-20%20Han%20p.pdf
http://repository.unair.ac.id/97484/5/5.%20BAB%20IITINJAUAN%20PUSTAKA%20KKC%20KK%20TF%2009-20%20Han%20p.pdf
http://repository.unair.ac.id/97484/6/6.%20BAB%20III%20KERANGKA%20KONSEPTUAL%20KKC%20KK%20TF.09-20%20Han%20p.pdf
http://repository.unair.ac.id/97484/7/7.%20BAB%20IVMETODOLOGI%20PENELITIAN%20KKC%20KK%20TF%2009-20%20Han%20p.pdf
http://repository.unair.ac.id/97484/8/8.%20BAB%20V%20HASIL%20PENELITIAN%20KKC%20KK%20TF%2009-20%20Han%20p.pdf
http://repository.unair.ac.id/97484/9/9.%20BAB%20VI%20PEMBAHASAN%20%20KKC%20KK%20TF%2009-20%20Han%20p.pdf
http://repository.unair.ac.id/97484/10/10.%20BAB%20VII%20PENUTUP%20KKC%20KK%20TF%2009-20%20Han%20p.pdf
http://repository.unair.ac.id/97484/11/11.%20DAFTAR%20PUSTAKA%20KKC%20KK%20TF%2009-20%20Han%20p.pdf
http://repository.unair.ac.id/97484/12/12.%20LAMPIRAN%20KKC%20KK%20TF%2009-20%20Han%20p.pdf
http://repository.unair.ac.id/97484/
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Airlangga
Language: Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Indonesian
Description
Summary:Aging adalah suatu proses kompleks dan tidak dapat dihindari yang terjadi pada seluruh makhluk hidup tak terkecuali manusia. Aging terjadi pada seluruh organ tubuh manusia termasuk kulit. Kulit merupakan bagian terluar dari tubuh manusia yang memiliki banyak fungsi penting, diantaranya berperan dalam kebutuhan sosial manusia dalam berinteraksi satu sama lain. Menurunnya kualitas kulit karena aging tentunya akan menurunkan kualitas hidup pada manusia. Aging dipengaruhi oleh berbagai faktor, salah satunya adalah faktor ekstrinsik yang datang dari lingkungan seperti paparan sinar ultraviolet (UV) di dalam sinar matahari. Paparan terus menerus sinar UV pada kulit dapat merusak telomer dan menginduksi radikal bebas. Kerusakan dini pada kulit yang disebabkan oleh paparan UV disebut dengan photoaging. Photoaging menyebabkan perubahan struktural dan fisiologis pada kulit yang ditandai dengan munculnya kerutan halus hingga kasar pada kulit, depigmentasi kulit dan hilangnya kelembaban dan elastisitas kulit. Salah satu strategi yang digunakan untuk mengatasi permasalahan terkait penuaan pada kulit adalah menggunakan kosmetika perawatan kulit. Kosmetika perawatan kulit yang dapat memperbaiki kerusakan kulit salah satunya adalah kosmetika yang mengandung bahan aktif berupa sel regulator. Amniotic Membrane Stem Cell (AMSC) adalah suatu jenis stem sel yang banyak mengandung sel regulator. Di dalam metabolite product dari AMSC terkandung sel regulator berupa growth factor. Growth factors yang terdapat di dalam stem sel berperan dalam pembelahan sel, pertumbuhan sel baru dan meningkatkan sintesis dari kolagen, elastin dan asam hyaluronat yang membantu untuk mengembalikan kualitas kulit akibat photoaging. (Amirthalingam and Seetharam., 2016). Growth factors di dalam AMSC-MP memiliki karakteristik berupa makromolekul hidrofilik yang memiliki ukuran molekul lebih dari 15.000 Da sehingga tidak dapat menembus lapisan stratum korneum untuk dapat memberikan efek farmakologisnya. Growth factors di dalam AMSC-MP harus diformulasikan dengan tepat agar dapat memberikan efek farmakologisnya. Skin penetrating peptide sebagiai enhancer berpotensi untuk meningkatkan penetrasi bahan aktif berupa makromolekul ke dalam kulit. Peptide yang dapat digunakan sebagai enhancer salah satunya adalah SPACE-peptide. Enhancer ini bekerja dengan cara melakukan modifikasi pada struktur alfa helix dan beta sheet di dalam lipid membran sehingga bahan aktif dapat melewati stratum korneum (Chen et al, 2013). Pada penelitian kali ini AMSC-MP diformulasikan menjadi sediaan gel berbasis Carbopol 940 dengan berbagai macam konsentrasi enhancer SPACE-Peptide dengan perbandingan AMSC-MP:SPACE-Peptide masing masing 1:0 (F1); 1:1 (F2); 1:2 (F3) dan 1:3 (F4). Selanjutnya dibandingkan efektivitas, stabilitas fisik dan tingkat iritasinya. Dari hasil karakterisasi sediaan gel AMSC-MP diperoleh hasil (1) organoleptis yaitu sediaan sediaan gel jernih tidak berwarna, memiliki bau yang khas seperti telur, dengan konsistensi sedikit kental dan tekstur yang lembut. (2) rata-rata pH sediaan untuk F1 adalah 5,90, F2 adalah 5,86, F3 adalah 6,02 dan F4 adalah 5,82. (3) kemampuan daya sebar sediaan untuk F1 6,1 cm, F2 adalah 6,0 cm, F3 adalah 5,9 cm dan F4 adalah 5,9 cm. Uji penetrasi dilakukan secara in vivo menggunakan kulit punggung mencit jantan. Penembusan kulit sejak menit ke 30, 60 dan 120 ditunjukkan oleh F2, F3 dan F4. Sedangkan hasil uji pada F1 menunjukkan bahwa tidak ada penetrasi sediaan pada menit ke 30 dan 60. Penembusan kulit yang paling dalam ditunjukkan oleh F4 yang memiliki konsentrasi SPACE-Peptide paling besar. Uji aktivitas antiaging dilakukan dengan mengamati kerapatan kolagen dan jumlah fibroblast pada preparat histopatologi dengan pewarnaan Mason Trichrome selama 20 hari. Hasil uji kerapatan kolagen dan fibroblast menunjukkan adanya perbedaan yang bermakna antar formula bila dibandingkan dengan kontrol. Uji iritasi dilakukan secara in vivo menggunakan punggung kulit mencit jantan setelah pengolesan selama 24 jam. Dari hasil uji diperoleh F2 memiliki nilai iritasi paling rendah dibandingkan F3 dan F4. Uji stabilitas dilakukan dengan cara menyimpan sediaan pada suhu ruang selama 30 hari. Hasil uji stabilitas menunjukkan bahwa bau, tekstur dan warna sediaan relatif sama. Stabilitas fisik sediaan stabil selama penyimpanan.