Perubahan Kehidupan Sosial Penghayat Kepercayaan Pasca Pengesahan Status Administrasi Oleh Mahkamah Konstitusi (Studi pada Majelis Luhur Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa Indonesia di Surabaya)
Penelitian ini mengkaji mengenai perubahan kehidupan penghayat kepercayaan di kota Surabaya dalam lingkup sosial, budaya, dan ekonomi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian dilakukan dengan menggunakan empat informan yang dipilih berdasarkan kriteria yang sudah ditunjuk...
Saved in:
| Summary: | Penelitian ini mengkaji mengenai perubahan kehidupan penghayat kepercayaan di kota Surabaya dalam lingkup sosial, budaya, dan ekonomi. Penelitian ini menggunakan metode penelitian kualitatif. Penelitian dilakukan dengan menggunakan empat informan yang dipilih berdasarkan kriteria yang sudah ditunjuk sebelumnya. Kriteria tersebut antara lain, merupakan seorang penghayat kepercayaan, dan juga merupakan pengurus Majelis Luhur Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa. Penelitian ini menggunakan menggunakan indepth interview sebagai metode pengumpulan data, dan menggunakan scalling measurement, empirical generalization, serta logical induction sebagai metode analisis data. Penelitian ini menggunakan teori strukturasi oleh Anthony Giddens, teori anomie oleh Robbert K. Merton, dan teori looking glass-self oleh Charles Horton Cooley.
Kesimpulan dari penelitian ini adalah penghayat kepercayaan mengalami perubahan dalam kehidupan sosial, ekonomi, dan budaya. Perubahan tersebut berupa Lebih diterima oleh masyarakat, lebih terbuka dengan statusnya. Kemudian pada lingkup budaya, perubahan yang mereka alami yaitu kemudahan dalam melakukan pernikahan sesuai dengan kepercayaan mereka, serta kemudahan dalam melakukan kegiatan yang berkaitan dengan budaya dan kepercayaan mereka. Pada lingkup ekonomi, perubahan yang dialami oleh penghayat kepercayaan tidak ada perubahan yang begitu signifikan, namun saat ini penghayat kepercayaan memiliki akses untuk mendaftar di TNI dan Polri. Para penghayat kepercayaan menyesuaikan diri mereka dengan cara melakukan perbuatan baik sesuai dengan nilai yang berlaku di masyarakat dengan berpegang teguh kepada kepercayaan mereka. Perbuatan baik tersebut berupa gotong royong, saling tolong menolong, dan saling menghormati terhadap sesama. Perilaku baik tersebut digunakan oleh penghayat kepercayaan, agar mereka diterima oleh masyaraktat luas. |
|---|