Analisis Hubungan Pajanan Asap Rokok Dan Aktifitas Fisik Dengan Kejadian PPOK (Studi pada Pasien di Rumah Sakit Umum Haji Surabaya Tahun 2019)
Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) merupakan penyakit tidak menular yang menyerang saluran pernafasan. Prevalensi PPOK terus meningkat di seluruh dunia. Penggunaan rokok dan aktivitas fisik yang kurang merupakan salah satu faktor risiko dari Penyakit Paru Obstruktif Kronis. Tujuan penelitian ini...
Saved in:
Summary: | Penyakit paru obstruktif kronis (PPOK) merupakan penyakit tidak menular yang menyerang saluran pernafasan. Prevalensi PPOK terus meningkat di seluruh dunia. Penggunaan rokok dan aktivitas fisik yang kurang merupakan salah satu faktor risiko dari Penyakit Paru Obstruktif Kronis. Tujuan penelitian ini adalah menganalisis hubungan pajanan asap rokok dan aktivitas fisik dengan kejadian Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) di RSU Haji Surabaya tahun 2019.
Penelitian ini merupakan penelitian observasional analitik, menggunakan desain penelitian case control. Sampel yang dibutuhkan dalam penelitian ini adalah 65 responden pada masing – masing kelompok. Teknik pengumpul data primer dilakukan melalui wawancara dan data sekunder menggunakan rekam medis. Penelitian ini dilakukan di RSU Haji Surabaya pada bulan September 2019 – Maret 2020.
Hasil penelitian ini menunjukkan hubungan dan besar risiko variabel dengan kejadian Penyakit Paru Obstruktif Kronis (PPOK) adalah jenis kelamin (pvalue = 0,001; laki-laki OR = 14,7; 95%CI : 6,22 – 34,5), usia (pvalue = 0,001; usia > 40 tahun OR = 116,8; 95%CI: 15,2 – 898,4), penghasilan keluarga (pvalue= 0,001; <UMP OR = 5,524; 95%CI : 2,184 – 13,9), jenis pekerjaan (pvalue= 0,001; pekerjaan berisiko OR=6,9;95%CI: 2,198 – 21,77), aktivitas fisik (pvalue = 0,001; aktivitas fisik kurang OR = 7,419; 95%CI : 1,079 - 5,420), perilaku merokok (pvalue = 0,001; merokok OR = 21,9; 95%CI : 7,74 – 62,2), jenis perokok (pvalue = 0,001; perokok aktif OR= 9,6; 95%CI : 2,97 – 3,1; perokok pasif OR= 0,024; 95%CI: 0,008 – 0,079), derajat merokok (pvalue = 0,001; derajat merokok tinggi-sedang OR = 32.6; 95% CI: 7.14 – 148.8; derajat merokok rendah OR = 14.7; 95 % CI: 3.9 - 55.2).
Kesimpulan penelitian terdapat 7 variabel yang memiliki hubungan dan merupakan faktor risiko kejadian penyakit paru obstruktif kronis adalah jenis kelamin, usia, penghasilan keluarga, jenis pekerjaan, aktifitas fisik, perilaku merokok, jenis perokok, dan derajat merokok. |
---|