Pengamatan Sinkronisasi Birahi Pada Kambing Boerja Di Peternakan Kambing Boerja Di Desa Jatijejer Kecamatan Trawas Kabupaten Mojokerto
Keberhasilan reproduksi ternak kambing sangat berperan besar dalam kesuksesan sebuah usaha peternakan. Salah satu cara untuk membantu meningkatkan efisiensi reproduksi dan produktifitas ternak kambing yaitu dengan cara sinkronisasi birahi, sehingga ternak akan bunting dan melahirkan relative serenta...
Saved in:
Summary: | Keberhasilan reproduksi ternak kambing sangat berperan besar dalam kesuksesan sebuah usaha peternakan. Salah satu cara untuk membantu meningkatkan efisiensi reproduksi dan produktifitas ternak kambing yaitu dengan cara sinkronisasi birahi, sehingga ternak akan bunting dan melahirkan relative serentak dan pada akhirnya meningkatkan efisiensi reproduksi. Sinkronisasi birahi di peternakan Kambing Boerja menggunakan spons progesteron intravagina dan hormon GnRH, dan pemasangannya menggunakan aplikator berupa pipa PVC yang ujungnya sudah dipotong miring agar mudah digunakan. Selain itu, pemilik peternakan juga menambahakan injeksi multivitamin Vitol dan Introvit E-Selen yang mengandung Sodium Selenit.
Pada Peternakan Kambing Boerja, birahi umumnya muncul 24 jam sampai 72 jam setelah pelepasan spons intravagina. Semakin tinggi hormon estrogen yang diproduksi maka semakin tinggi kualitas birahi yang akan muncul. Menurut data yang didapat dari 12 ekor kambing yang disinkronisasi birahi di Peternakan Kambing Boerja, rata-rata onset birahi adalah 40,6 jam, rata-rata warna vulva adalah 2,3 (merah muda tua), rata-rata keberadaan lendir 1,9 (lendir berlebih), dan rata-rata warna lendir 2,8 (jernih), dan rata-rata kenaikan suhu vulva saat kambing birahi adalah 0,4°C. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa kualitas birahi kambing yang disinkronisasi birahi sangat beragam, serta belum semua kambing dapat menunjukkan kualitas birahi yang maksimal. Hal tersebut bisa diakibatkan faktor genetik kambing, kondisi tubuh kambing, dan pakan yang diberikan. |
---|