Makna Diri Waria (Studi Tentang Pemaknaan Diri Waria Di Kabupaten Dan Kota Kediri)
Penelitian yang berjudul “Makna Diri Waria (Studi tentang Pemaknaan Diri Waria di Kabupaten dan Kota Kediri)” membahas mengenai pemaknaan diri waria yang sering dipandang negatif oleh masyarakat akibat dari tidak sesuainya perilaku dengan jenis kelamin. Adanya pandangan negatif masyarakat terhadap w...
Saved in:
| Summary: | Penelitian yang berjudul “Makna Diri Waria (Studi tentang Pemaknaan Diri Waria di Kabupaten dan Kota Kediri)” membahas mengenai pemaknaan diri waria yang sering dipandang negatif oleh masyarakat akibat dari tidak sesuainya perilaku dengan jenis kelamin. Adanya pandangan negatif masyarakat terhadap waria memengaruhi sudut pandang waria terhadap dirinya sendiri. Studi ini menggunakan metode penelitian kualitatif dengan lokasi penelitian di Kabupaten dan Kota Kediri. Metode pengumpulan data menggunakan indepth interview. Metode penentuan informan menggunakan snowball. Metode analisis data menggunakan tahapan scalling measurement, empirical generalization, dan logical induction. Melalui analisis data diperoleh hasil bahwa terdapat perbedaan makna sosial mengenai waria. Waria dari segi psikis dimaknai sebagai laki-laki yang memiliki jiwa perempuan. Dari segi orientasi seksual, waria dimaknai sebagai laki-laki yang memiliki ketertarikan seksual seperti perempuan yaitu tertarik pada laki-laki. Dari segi sosial, waria dimaknai sebagai suatu bentuk penyimpangan yaitu laki-laki yang tidak memenuhi tuntutan yang ada dalam masyarakat untuk bersikap dan berperilaku maskulin. Perbedaan makna sosial mengenai waria tidak dapat dipisahkan dengan pengalaman dan interaksi sosial. Latar belakang profesi turut andil dalam perbedaan pemaknaan akibat dari bedanya pengalaman dan interaksi sosial. Tidak semua waria mengdentifikasikan dirinya sebagai perempuan. Waria yang mengidentitaskan dirinya perempuan sekaligus laki-laki tidak selalu mengambil tindakan sebagai perempuan, akan tetapi mereka juga bertindak sebagai laki-laki dalam beberapa hal misalnya dalam kegiatan beragama dan bermasyarakat. Waria yang mengidentitaskan dirinya perempuan selalu mengambil tindakan sebagai perempuan, baik dalam kegiatan beragama dan bermasyarakat. Waria melakukan berbagai tindakan yang dianggap baik oleh masyarakat misalnya dengan berpakaian tertutup dan sopan, tidak mencuri, tidak berbicara arogan, dan tidak berbuat tindakan asusila. |
|---|