Beberapa Faktor Yang Berhubungan Dengan Kelelahan Kerja Pada Pekerja Manual Material Handling (Studi Di Proyek Pembangunan Lanjutan Gedung Syariah Tower Unair Oleh PT. Brantas Abipraya)
Pekerjaan manual material handling mengandalkan kekuatan fisik untuk mencapai kinerja yang maksimal. Penggunaan tenaga fisik yang berlebihan dapat menimbulkan kelelahan yang merupakan penyebab terbesar kecelakaan kerja. Terdapat berbagai faktor lain yang dapat mempengaruhi timbulnya kelelahan kerja,...
Saved in:
Summary: | Pekerjaan manual material handling mengandalkan kekuatan fisik untuk mencapai kinerja yang maksimal. Penggunaan tenaga fisik yang berlebihan dapat menimbulkan kelelahan yang merupakan penyebab terbesar kecelakaan kerja. Terdapat berbagai faktor lain yang dapat mempengaruhi timbulnya kelelahan kerja, beberapa faktor tersebut penting untuk diketahui untuk meminimalisir dampak yang akan timbul akibat kelelahan kerja. Tujuan penelitian ini adalah untuk mempelajari beberapa faktor yang berhubungan dengan kelelahan kerja pada pekerja manual material hanlding (MMH) proyek pembangunan lanjutan gedung “Syariah Tower – UNAIR” oleh PT Brantas Abipraya.
Penelitian ini bersifat observasional analitik dengan pendekatan cross sectional. Populasi pada penelitian ini sebanyak 60 pekerja yang melakukan aktivitas manual material handling. Sampel pada penelitian ini diambil dengan teknik random dengan menggunakan cara randomisasi atau tabel bilangan random yaitu sebanyak 30 pekerja. Variabel yang diteliti yaitu faktor internal (usia, pelatihan kerja, dan pengalaman kerja). Kelelahan kerja diukur dengan kuesioner IFRC yang terdapat 30 pertanyaan dengan 3 kategori kelelahan. Kuat hubungan antar variabel diuji dengan menggunakan uji tabulasi silang dan uji Chi-Square.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar pekerja manual material handling mengalami kelelahan tingkat sedang sebanyak 12 pekerja (40%). Terdapat hubungan antara usia dengan tingkat kelelahan kerja (p value= 0,019) dengan kekuatan hubungan sedang (C= 0,458), dan terdapat hubungan antara pelatihan kerja dengan kelelahan kerja (p value= 0,010) dengan kekuatan hubungan sedang (C= 0,485). Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara pengalaman kerja dengan tingkat kelelahan kerja (p value= 0,349).
Semakin tua usia responden, maka semakin berat tingkat kelelahannya. Pelatihan kerja menyebabkan responden bekerja lebih efisien dan mengurangi risiko kelelahan. Semakin lama pengalaman kerja responden belum tentu semakin rendah tingkat kelelahannya. Saran bagi perusahaan adalah mengatur kembali beban kerja pada kelompok usia yang lebih tua, memberikan pelatihan kerja pada pekerja yang belum pernah mendapatkan pelatihan kerja. |
---|