Motif Diplomasi Budaya Uni Eropa Di Filipina Melalui Festival Film Cine Europa
Budaya merupakan bagian dari soft power yang dianggap penting dalam praktik diplomasi organisasi internasional EU (European Union). Salah satu bentuk penyampaian budayanya yang diatur ketat adalah audiovisual yang mencakup film, televisi, dan radio. Perkembangan kebijakan audiovisual di Eropa telah...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Theses and Dissertations NonPeerReviewed |
Language: | Indonesian Indonesian Indonesian Indonesian Indonesian Indonesian Indonesian Indonesian Indonesian |
Published: |
2020
|
Subjects: | |
Online Access: | http://repository.unair.ac.id/99877/1/1%20Halaman%20Judul.pdf http://repository.unair.ac.id/99877/2/2%20Abstrak.pdf http://repository.unair.ac.id/99877/3/3%20Daftar%20Isi.pdf http://repository.unair.ac.id/99877/4/4%20Bab%20I.pdf http://repository.unair.ac.id/99877/5/5%20Bab%20II.pdf http://repository.unair.ac.id/99877/6/6%20Bab%20III.pdf http://repository.unair.ac.id/99877/7/7%20Bab%20IV.pdf http://repository.unair.ac.id/99877/8/8%20Bab%20V.pdf http://repository.unair.ac.id/99877/9/9%20Daftar%20Pustaka.pdf http://repository.unair.ac.id/99877/ http://lib.unair.ac.id |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Airlangga |
Language: | Indonesian Indonesian Indonesian Indonesian Indonesian Indonesian Indonesian Indonesian Indonesian |
Summary: | Budaya merupakan bagian dari soft power yang dianggap penting dalam praktik diplomasi organisasi internasional EU (European Union). Salah satu bentuk penyampaian budayanya yang diatur ketat adalah audiovisual yang mencakup film, televisi, dan radio. Perkembangan kebijakan audiovisual di Eropa telah berlangsung sejak 1989 berawal dari regulasi televisi dan kemudian berkembang mengikuti perkembangan teknologi ke media lain seperti film. Diplomasi budaya Eropa memanfaatkan film dalam hal ini melalui pelaksanaan festival film di negara-negara EUD (European Union Delegation). Cine Europa di Filipina adalah salah satu festival film EU tahunan sejak 1997 yang terpopuler di negara itu dan juga terbesar di antara festival film di negara-negara EUD lainnya di Asia. Namun berlawanan dengan tujuan komersil festival, setelah dua dekade lamanya film-film Eropa masih tidak laris di bioskop Filipina dan kalah saing dengan film- film Hollywood AS (Amerika Serikat). Penulis berargumen menggunakan pendekatan teori konstruktivisme behavioural norms bahwa penyelenggaran konsisten Cine Europa di Filipina oleh EU memiliki motif agenda di balik tujuan diplomasi budaya dan komersil, yaitu sebagai upaya membendung pengaruh culture imperialism dari film Hollywood pada film Filipina. |
---|