STUDI MINERALOGI DAN GEOKIMIA ENDAPAN MANGAN DAERAH PALUDA, KABUPATEN BARRU, SULAWESI SELATAN

Studi mineralogi dan geokimia endapan mangan asal Paluda, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan telah dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui komposisi mineralogi dan kimia dengan menggunakan metode mikroskopi optis, difraksi sinar X, SEM-EDS, XRF dan ICP-MS. Hasil...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Sufriadin, ,., Irzal, Nur, Sri, Widodo
Format: Article PeerReviewed
Language:English
Published: Departmen Teknik Geologi 2015
Subjects:
Online Access:https://repository.ugm.ac.id/135432/1/GEO38%20STUDI%20MINERALOGI%20DAN%20GEOKIMIA%20ENDAPAN%20MANGAN%20DAERAH%20PALUDA%2C%20KABUPATEN%20BARRU%2C%20SULAWESI%20SELATAN.pdf
https://repository.ugm.ac.id/135432/
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Gadjah Mada
Language: English
Description
Summary:Studi mineralogi dan geokimia endapan mangan asal Paluda, Kabupaten Barru, Sulawesi Selatan telah dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui komposisi mineralogi dan kimia dengan menggunakan metode mikroskopi optis, difraksi sinar X, SEM-EDS, XRF dan ICP-MS. Hasil pengamatan menunjukkan bahwa bijih mangan terdapat dalam bentuk lensa-lensa tipis sebagai material pengisi rekahan pada batugamping dan sebagai fragmen-fragmen massif pada zona pelapukan dengan dominasi tekstur colloform. Komposisi mineral terutama terdiri dari rodokrosit (MnCO3), kriptomelan, biksbiyit, groutit dan todorokit. Mineral pengotor berupa kalsit (CaCO3), kuarsa (SiO 2) dan goetit (FeOOH). Komposisi kimia terdiri dari SiO2 (1,62 – 12,67 %), Fe 2O3 (16,17 – 35,26%) dan MnO (35,34 – 44,22 %). Kandungan CaO berkisar antara 0,21 – 13,64 %. Kadar ratarata Al 2O3, TiO2 , MgO dan total alkali umumnya rendah (<1 %). Konsentrasi unsur-unsur jejak seperti Ba, Pb, Zn, dan Sr menunjukkan nilai yang relatif ringgi, demikian pula dengan sulfur. Berdasarkan data mineralogi, tekstur, unsur mayor, unsur jejak dan unsur tanah jarang mengindikasikan bahwa mineralisasi mangan awalnya terbentuk dari proses hidrotermal menyebabkan presipitasi mangan pada rongga-rongga batugamping. Akibat proses pelapukan kimia menyebabkan batugamping pengalami pelarutan sehingga meninggalkan mangan residu yang kaya besi dalam bentuk bongkah-bongkah massif dengan berbagai ukuran pada zona pelapukan.