ANALISIS ISOTOP 2 H DAN 18 O MATA AIR PANAS PANCURAN-7 BATURADEN UNTUK MENGETAHUI ASAL AIR PANASBUMI GUNUNGAPI SLAMET

Beberapa manifestasi mata air panasbumi yang ada disekitar Gunungapi Slamet merupakan indikasi adanya sistem hidrotermal yang berkembang di lokasi tersebut. Keberadaan beberapa mata air panas tersebut menarik untuk diketahui apakah berasal dari air meteorik atau air magmatik. Tujuan...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Sachrul Iswahyudi, at al
Format: Article PeerReviewed
Language:English
Published: Departmen Teknik Geologi 2015
Subjects:
Online Access:https://repository.ugm.ac.id/135454/1/GEO54%20ANALISIS%20ISOTOP%202H%20DAN%2018O%20MATA%20AIR%20PANAS%20PANCURAN-7%20BATURADEN%20UNTUK%20MENGETAHUI%20ASAL%20AIR%20PANASBUMI%20GUNUNGAPI%20SLAMET.pdf
https://repository.ugm.ac.id/135454/
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Gadjah Mada
Language: English
Description
Summary:Beberapa manifestasi mata air panasbumi yang ada disekitar Gunungapi Slamet merupakan indikasi adanya sistem hidrotermal yang berkembang di lokasi tersebut. Keberadaan beberapa mata air panas tersebut menarik untuk diketahui apakah berasal dari air meteorik atau air magmatik. Tujuan penelitian ini adalah ingin mendapatkan informasi terkait asal mata air panas Pancuran-7 yang merupakan salah satu manifestasi panasbumi yang ada di sekitar Gunung Slamet. Analisis laboratorium isotop Deuterium ( 2 H) dan Oksigen-18 ( 18 O) dilakukan di Laboratorium Pusat Aplikasi Isotop BATAN terhadap sampel air dari mata air panas Pancuran-7 dan sampel air meteorik yang ada di sekitar Gunungapi Slamet. Hasil analisis laboratorium kedua isotop air panas dan air dingin tersebut kemudian dibandingkan untuk mengetahui asal mata air panasbumi Pancuran-7. Dari hasil analisis-analisis tersebut diperkirakan bahwa air panas dari mata air panas Pancuran-7 berasal dari meteorik. Diinterpretasikan adanya proses-proses pendidihan (boiling) fluida panasbumi dan percampuran dengan air meteorik di dekat permukaan selama perjalanan mencapai permukaan menyebabkan terjadinya variasi komposisi isotop Deuterium dan Oksigen-18 pada mata air panas Pancuran-7.