Politerapi dalam manajemen epilepsi.

• Main Author: Perpustakaan UGM, i-lib
• Format: Article NonPeerReviewed
• Published: [Yogyakarta] : Universitas Gadjah Mada 1997
• Subjects: Jurnal i-lib UGM
• Online Access: https://repository.ugm.ac.id/18723/; http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/download.php?dataId=1525
• Institution: Universitas Gadjah Mada

Antiepileptic drugs take a dominant role in the management of epilepsy. Although monotherapy has been recommended, polytherapy sometimes is very difficult to be avoided. This study wanted to remind: what factors should be considered in epilepsy polytherapy. Drug-drug interactions and the risk of side effects might occures. Optimal polytherapy was often achieved with drugs that had different mechanism of action, relatively few side effects, high therapeutic indexes, and limited or no drug interactions. To choose the drug groups, the following factors should also be considered, namely: efficacy, safety, suitability and cost of treatment. In short, polytherapy should be rational. Key words: epilepsy - monotherapy - polytherapy - rational use of drugs - drugs infraction Obat antiepilepsi mempunyai peran dominan dalam manajemen epilepsi. Walaupun monoterapi merupakan pilihan utama, seringkali politerapi sulit dihindarkan. Studi ini bertujuan untuk mengingatkan faktor-faktor apa yang harus diperhatikan jika orang ingin memberikan politerapi pada kasus epilepsi. Antaraksi obat-obat dan risiko terjadinya efek samping mungkin akan terjadi. Politerapi yang optimal sering dapat dicapai dengan mengkombinasikan obat-obat yang mempunyai mekanisme aksi yang berbeda, relatif mempunyai sedikit efek samping, mempunyai indeks terapi yang tinggi, sedangkan antaraksinya sedikit atau tidak ada. Dalam pemilihan kelompok obat-obat tersebut, faktor-faktor berikut juga harus dipertimbangkan, yakni: efektif, aman, cocok untuk pasien dan relatif murah. Singkatnya, politerapi harus rasional.