Tingkat ketahanan dan proses regenerasi vegetasi setelah letusan Gunung Merapi (Survival Rates and Regeneration Process of Vegetation After the Eruption of Mount Merapi)

Letusan Gunung Merapi pada tanggal 22 November 1994 telah menimbulkan awan panas dan kebakaran hutan yang mengakibatkan kerusakan vegetasi di Hutan Lindung Kaliurang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat ketahanan dan kemampuan regenerasi alamiah vegetasi satu tahun setelah terjadi benc...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Author: Perpustakaan UGM, i-lib
Format: Article NonPeerReviewed
Published: [Yogyakarta] : Universitas Gadjah Mada 1998
Subjects:
Online Access:https://repository.ugm.ac.id/20945/
http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/download.php?dataId=3803
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Gadjah Mada
Description
Summary:Letusan Gunung Merapi pada tanggal 22 November 1994 telah menimbulkan awan panas dan kebakaran hutan yang mengakibatkan kerusakan vegetasi di Hutan Lindung Kaliurang. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui tingkat ketahanan dan kemampuan regenerasi alamiah vegetasi satu tahun setelah terjadi bencana awan panas tersebut. Dalam studi ini vegetasi diklasiftkasikan menjadi empat tingkatan, yaitu: tingkat pohon, tiang, sapihan dan semai. Analisis vegetasi yang terdapat pada kawasan hutan yang terkena awan panas dilakukan dengan menggunakan parameter-parameter ekologi, yaitu kerapatan, frekuensi, dominasi dan nilai penting. Bencana tersebut mengakibatkan sebagian besar (66%) vegetasi tingkat pohon mati. Pinus merkusii yang merupakan jenis dominan ternyata mempunyai tingkat ketahanan sangat rendah, yaitu hanya 4.26%. Jenis-jenis lain yang mempunyai tingkat ketahanan rendah adalah: Altingia excelsa (28.57%), Erythrina vareigala (10.00%), Acacia decurrens (0.00%), Albizia chinensis (0.00%) dan Caliandra callothyrsus (0.00%). Jenis-jenis yang mempunyai tingkat ketahanan cukup tinggi adalah Schima walichii (78.95%), Agathis alba (76.92%) dan Cinchona succirubra (57.14%). Vegetasi tingkat tiang ternyata didominasi oleh jenis-jenis yang mempunyai tingkat ketahanan cukup tinggi, yaitu: Schima walichii (dengan tingkat ketahanan 76.32%) dan Chinchona succirubra (52.17%), sehingga tingkat ketahanan vegetasi tingkat tiang ini secara umum lebih tinggi dibanding dengan vegetasi tingkat pohon, yaitu : 58.09%. Berdasarkan indeks nilai penting vegetasi tingkat semai, maka jenis-jenis yang mempunyai kemampuan tinggi untuk mengadakan proses regenerasi secara alamiah adalah : Calliandra callothyrsus (INP = 71.08%), Macaranga rhizinoides (22.47%) dan Acacia decurrens (20.01%). Jenis-jenis lain yang mempunyai kemampuan regenerasi cukup tinggi adalah : Albizia chinensis (16.61%), Dalbergia latifolia (12.01%), Albizia lebbeckoides (11.44%), Eugenia javanica (10.75%), dan Macaranga sp. (10.34). Jenis-jenis yang mampu dengan balk untuk beradaptasi dengan lingkungan dan mampu tumbuh cepat sehingga mencapai tingkat sapihan adalah : Acacia decurrens (INP 64.49%), Macaranga rhizinoides (29.43%), Calliandra callothyrsus (23.84%), Chinchona succirubra (12.86%) dan Eugenia javcmica (11.05%). Kata kunci: regenerasi vegetasi, letusan merapi, analisis vegetasi