Jaringan Kerja Pemuliaan Pohon Hutan Menghadapi Abad 21

• Main Author: Perpustakaan UGM, i-lib
• Format: Article NonPeerReviewed
• Published: [Yogyakarta] : Universitas Gadjah Mada 1998
• Subjects: Jurnal i-lib UGM
• Online Access: https://repository.ugm.ac.id/21315/; http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/download.php?dataId=4175
• Institution: Universitas Gadjah Mada

ABSTRAK Upaya pembentukan jaringan kerja di lingkungan Pemuliaan Pohon Hutan sudah cukup lama dicita-citakan dan telah berulangkali dibahas dalam beberapa Seminar dan Lokakarya Pemuliaan dan Perbenihan Pohon Hutan sejak tahun 1979. Sebuah buku khusus yang memaparkan Jaringan Kelp. Pemuliaan Pohon Hutan telah disusun atas kerjasama antara Direktorat Reboisasi dengan PT. IFDECO Wanabangun tahun 1988 dengan judul "Pembentukan Jaringan kerja Pemuliaan Pohon Menunjang Pembanganart Hutan Tanaman Industri". Dalam Lokakarya PemuLiaan dan Perbenihan Pohon Hutan yang diselenggarakan dalam tahun 1993 di Yogyakarta atas kerjasama antara Departemen Kehutanan dan Fakultas Kehutanan Universitas Gadjah Mada, pada sesi dibahas Struktur Organisasi dan Jaringan Kerja Pemuliaan dan Perbenihan Pohon Hutan, dengan dua ruakalahmasing-masing oleh Prof. Dr. Ir, Soekotjo (Biotrop) berjudul Skenario Pembangunan Hutan Dalam Bidang Pemuliaan Pohon Abad ke 21 dan It Harsono (Biro Perencanaan, Direlctorat Jen. RRL) berjudul Struktur Organisasi dan Jaringan Kerja Pemuliaan dan Perbenihan Pohon Hutan. Walaupun setiap kesempatan bertemu disepakati perlu adanya suatu jaringan kerja, namun sampai sekarang belum tampak muncul. Ini tidal( berarti kegiatan Pemuliaan Pohon Hutan di Indonesia berjalanpelan�pelan dan tidak diperlukan keterlibatan pihak Pemuliaan Pohon Hutan di Indonesia mengalami perkembangan cepat Kalau dahulu limn Pemuliaan Pohon merupakanbagian dariMata Ajaran Silvikultur, sekarang berdiri sendiri, bahkan berkembang menjadi Pemuliaan Pohon 1, Pemuliaan Pohon 2. Bahkan menarik keterlibatan llmu ilmu lain seperti Konservasi Sumber Genetik (Ex-situ, In-situ), Genetika poputasi, Genetika Kuantitatif, dll. Kalau dahulu dianggap teoritis (terlalu jauh untuk dilakukan dan hanya untuk diketahui,) sekarang sudah dianggap perlu untuk di prakteklcan dan bahkan sekarang perlu disosialisasikan di seluruh jajaran di lingkungan kehutanan, dengan sarana peragaan yang membuat mullah untuk dipelajari....