Integrated Water Resources Management In Merapi Yogyakarta Basin
Dalam kerangka sumber daya air, cekungan airtanah Merapi Yogyakarta menghadapi banyak permasalahan degradasi sumber daya air berkaitan dengan tidak terintegrasinya pengelolaan sumber daya air, perubahan lahan yang sangat cepat di daerah resapan air dan peningkatan pemanfaatan airtanah akibat bertamb...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article NonPeerReviewed |
Published: |
[Yogyakarta] : Universitas Gadjah Mada
2004
|
Subjects: | |
Online Access: | https://repository.ugm.ac.id/24567/ http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/download.php?dataId=7545 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Gadjah Mada |
Summary: | Dalam kerangka sumber daya air, cekungan airtanah Merapi Yogyakarta menghadapi banyak permasalahan degradasi sumber daya air berkaitan dengan tidak terintegrasinya pengelolaan sumber daya air, perubahan lahan yang sangat cepat di daerah resapan air dan peningkatan pemanfaatan airtanah akibat bertambahnya jumlah penduduk dan kegiatan-kegiatan perekonomian di wilayah ini. Berdasarkan permasalahan tersebut empat tahapan penelitian dilakukan dalam rangka penyusunan rencana pengelolaan terpadu sumber daya air yaitu (1) Koleksi dan organisasi data sumber daya air secara terpadu di dalam suatu sistem informasi, (2) perhitungan sumber daya air dan analisa kesetimbangan air, (3) analisa dan evaluasi penggunaan air serta pengaruhnya terhadap degragasi sumber daya air dan (4) pemodelan Watershed dan airtanah di cekungan airtanah Merapi Yogyakarta untuk mengetahui efek perubahan lahan terhadap volume resapan air dan volume airtanah . Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa, pemanfaatan air untuk kepentingan di luar sektor pertanian berasal dari sumber daya airtanah dan untuk kepentingan sektor pertanian lebih dari 97% berasal dari sumber air permukaan, perhitungan sumber daya air menunjukkan bahwa secara umum volume airtanah dan air permukaan di wilayah ini masih mencukupi untuk memenuhi kebutuhan air walaupun secara lokal beberapa area tidak dapat memenuhi kebutuhan, degradasi sumber daya air lebih mengarah pada kualitas air yang semakin buruk sedangkan degradasi kuantitas air hanya terjadi pada beberapa lokasi yang bersifat lokal akibat tingginya eksploitasi dan efek impermeabilisasi pada sumber daya airtanah dan musim kemarau pada sumber air permukaan. Akhirnya dalam rangka pengelolaan yang berkelanjutan usulan pengelolaan, sumber daya air difokuskan untuk pelaksanaan conjuctive used antara airtanah dan air permukaan, pembagian zona-zona pengelolaan airtanah
gelolaan dan zona perlindungan daerah resapan air. |
---|