Marxist vs Liberal: Who Is the True Guardian of Freedom?
Liberalisme dan marxisme adalah dua paham yang mewarnai perialanan pemikiran-pemikiran dunia. Seiring dengan dinamika p emikiran dunia, dua paham ini berkembang menjadi suatu ideologi yang menjadi dasar keyakinan umat manusia dalam menggariskan segala sikap, kebijakan, dan pemikiran. Kerap kali disk...
Saved in:
Main Author: | |
---|---|
Format: | Article NonPeerReviewed |
Published: |
[Yogyakarta] : Universitas Gadjah Mada
1999
|
Subjects: | |
Online Access: | https://repository.ugm.ac.id/25253/ http://i-lib.ugm.ac.id/jurnal/download.php?dataId=8244 |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Gadjah Mada |
Summary: | Liberalisme dan marxisme adalah dua paham yang mewarnai perialanan pemikiran-pemikiran dunia. Seiring dengan dinamika p emikiran dunia, dua paham ini berkembang menjadi suatu ideologi yang menjadi dasar keyakinan umat manusia dalam menggariskan segala sikap, kebijakan, dan pemikiran. Kerap kali diskursus tentang arah kebijakan dan strategi suatu negara akhirnya rdilarikan' pada perdebatan dua teori besar ini (grand narratives discourse).
Dalam mengatur, merumuskan, dan menganalisis konsep kepenmilikan, posisi negara, pilihan kebijakan ekottonti, dan hak kewajiban warga negara, konsep kebebasan menjadi dasar tolakan dua pahant dunia ini. Segala rumusan, aturan, dan analisis dua paham besar tersebut dapat kita kembalikan pada bagaimana paham-paham tersebut menggariskan kebebasan seorang manusia.
Kemudian, yang berkembang sekarang adalah, seiring dengan dominasi liberalisme dalam kehidupan manusia, liberalisme dipahami dan diyakini sebagai paham maupun ideologi yang sangat mengagungkan terciptanya kebebasan dalant kehidupan an tar manusia. Menjadi keyakinan umum bahwa liberalisme merupakan ideologi yang membebaskan manusia. Konsep pasar bebas dan kep emilikan pribadi merupakan simbol pemikiran dari liberalisme sebagai "the true guardian of freedom". Sebaliknya, marxisme, lebih populer dengan teorinya tentang perluasan clan "penzusatan kekuasaan negara". Teori yang kerapkali dijadikan dasar argumentasi bahwa marxisme membuang jauh syarat perlunya rasa dan kehidupan yang bebas seorang manusia. Hal inilah yang menjadi salah satu alasan pokok yang dapat menjelaskan mengapa marxisme tidak menjadi ideologi pilihan dunia.
Pertanyaannya kemudian, benarkah persyaratan kebebasan dalant kehidupan manusia luput dari rumusan, aturan, dan pandangan dalant marxisme? Apakah marxisme memang menempatkan manusia dalam posisi yang terkurung? Apakah konsep kebebasan yang digariskan marxisme malahan membatasii kebebasan manusia itu sendiri?
Tulisan ini tidak dimaksudkan menjadi pledoi bagi marxisme meskipun tulisan ini berangkat dari kritik terhadap pemikiran yang skeptis tentang konsep kebebasan tersebut. Dengan membandingkan konsep kebebasan dalam marxisme dan liberalisme, tulisan ini mencoba menjawab kesangsian yang selama ini berkembang tentang keberpihakan marxisme dalam kebebasan manusia. Analisis akan berkembang ke dalam paparan teori-teori tentang negara, pasar, dan kepemilikan, semata-mata untuk menunjukkan bagaimana konsep kebebasan melambari setiap aturan, rumusan, dan pilihan kebijakan dua paham tersebut.
Keywords: capitalism |
---|