Studi Kajian Geowisata Pantai Botorubuh dalam Aspek Geosite dan Geomorphosite pada Kawasan Subzona Gunung Sewu
Indonesia memiliki potensi warisan geologi yang sangat besar. Potensi ini dapat berperan dalam pengembangan sektor pariwisata melalui konsep geowisata. Salah satunya adalah Kawasan Geowisata Subzona Gunung Sewu. Subzona ini memiliki batuan penyusun utama berupa Formasi Wonosari yaitu batugamping den...
Saved in:
Main Authors: | , , , |
---|---|
Format: | Article PeerReviewed |
Language: | English |
Published: |
Departemen Teknik Geologi
2019
|
Subjects: | |
Online Access: | https://repository.ugm.ac.id/275309/1/H047.pdf https://repository.ugm.ac.id/275309/ |
Tags: |
Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
|
Institution: | Universitas Gadjah Mada |
Language: | English |
Summary: | Indonesia memiliki potensi warisan geologi yang sangat besar. Potensi ini dapat berperan dalam pengembangan sektor pariwisata melalui konsep geowisata. Salah satunya adalah Kawasan Geowisata Subzona Gunung Sewu. Subzona ini memiliki batuan penyusun utama berupa Formasi Wonosari yaitu batugamping dengan ketebalan lebih dari 200 m, namun khusus di daerah Pantai Botorubuh dan sekitarnya terdapat batuan gunungapi yang termasuk dalam Formasi Wuni. Batuan Gunungapi ini terdiri dari breksi andesit dan lava autoklastik dengan struktur kekar tiang. Keunikan dari struktur ini memiliki potensi menjadi warisan geologi yang perlu dikonservasi dan dikembangkan dalam sektor pariwisata. Penelitian ini dilakukan melalui empat tahap yaitu tahap studi pustaka, tahap pengambilan data, tahap analisis laboratorium dan tahap analisis geosite. Tahap analisis laboratorium dilakukan secara petrografi untuk mengetahui petrogenesa dari Pantai Botorubuh, sedangkan analisis geosite menggunakan klasifikasi geosite dan geomorphosite menurut Kubalikova (2013). Berdasarkan hasil analisis petrografi, satuan litologi penyusun Pantai Botorubuh dan sekitarnya berupa lava andesit autoklastik dengan tekstur khusus trachytic dan breksi andesit dengan tekstur fragmen berupa porfiroafanitik. Kedua satuan litologi tersebut terbentuk akibat pengaruh dari letusan magmatik dari Gunung Api Purba Batur dan menempati fasies proksimal. Dalam penilaian geosite dan geomorphosite, Pantai Botorubuh mempunyai nilai kelayakan 49,5% yang tediri dari nilai scientific and intrinsic 50%, edukasi 62,5%, ekonomi 50%, konservasi 25% dan nilai tambahan (budaya, ekologi, dan estetik) 60%. Oleh karena itu, Pantai Botorubuh dapat menjadi objek geosite yang layak untuk dikembangkan dalam sektor pariwisata dengan beberapa peningkatan di sektor infrastruktur dan edukasi kepada masyarakat. |
---|