Mekanisma Terjadinya Dilatasi Pembuluh Darah Otot Skelet dan Kulit Pada Refleks Baroreseptor

Telah dilakukan percobaan pada kucing dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas pola persarafan yang menunjang mekanisma vasodilatasi otot skelet dan kulit pada refleks baroreseptor. Percobaan dilakukan dengan mengukur besarnya perubahan tahanan perifer yang digambarkan oleh besarnya...

Full description

Saved in:
Bibliographic Details
Main Authors: Suwono, Suwono, Soejatno, Bambang
Format: Other NonPeerReviewed
Language:English
Published: Lembaga Penelitian Universitas Gadjah Mada 1979
Subjects:
Online Access:https://repository.ugm.ac.id/275513/1/dewinur_201307045_suwono%20hal%2018%2C%2028%20terpotong.pdf
https://repository.ugm.ac.id/275513/
Tags: Add Tag
No Tags, Be the first to tag this record!
Institution: Universitas Gadjah Mada
Language: English
id id-ugm-repo.275513
record_format dspace
spelling id-ugm-repo.2755132020-01-10T09:12:51Z https://repository.ugm.ac.id/275513/ Mekanisma Terjadinya Dilatasi Pembuluh Darah Otot Skelet dan Kulit Pada Refleks Baroreseptor Suwono, Suwono Soejatno, Bambang Other Medical and Health Sciences Telah dilakukan percobaan pada kucing dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas pola persarafan yang menunjang mekanisma vasodilatasi otot skelet dan kulit pada refleks baroreseptor. Percobaan dilakukan dengan mengukur besarnya perubahan tahanan perifer yang digambarkan oleh besarnya perubahan tekanan darah perifer (dalam persen). Selama percobaan, aliran darah masuk ke segmen pembuluh darah yang diselidiki dibuat tetap dengan mempergunakan pompa peristaltik. Perubahan tahanan perifer menggambarkan antara lain adanya vasokonstriksi atau vasodilatasi pada segmen pembuluh darah yang diselidiki. Perubahan-perubahan itu terjadi, didalam percobaan ini, akibat pemacuan baroreseptor. Pemacuan baroreseptor dilakukan pada keadaan kontrol dan pada keadaan dibawah pengaruh obat obat tertentu. Baroreseptor dipacu dengan tekanan pulsasi antara 180-20 mmHg. Tekanan berasal dari ruang tekanan yang berisi larutan NaCl 0,9% yang telah diaerasi dengan gas oksigen selama setengah jam. Obat-obat tertentu yang diduga berpengaruh pada jawaban vasodilatasi pada refleks baroreseptor diberikan secara intra-arteri dengan berbagai takaran. Obat obat itu meliputi larutan NaCl 0,9%, larutan sulfas atropine, larutan regitin, larutan Inderal, larutan CTM dan larutan ismelin. Hasil yang diperoleh sebagai berikut : 1. Pemberian larutan NaCl 0,9% (i.a.) denagn dosis kecil dan besar tidak berpengaruh terhadap jawaban vasodilaktasi otot skelet dan kulit pada refleks baroreseptor. 2. Pemberian larutan sulfas atropine (i.a.) dosis 1/10, 1/5, ½ dosis sistemik tidak mempengaruhi besarnya jawaban vasodilatasi otot skelet dan kulit pada refleks baroreseptor dengan bermakna. Pemberian larutan sulfas atropine (i.a.) dosis sistemik menyebabkan penambahan jawaban vasodilatasi otot skelet dan kulit pada refleks baroreseptor dengan sangat bermakna. 3. Pemberian larutan regitin (i.a.) 10 mg mengakibatkan pengurangan jawaban vasodilatasi ototo skelat dan kulit pada refleks baroreseptor dengan sangat bermakna. 4. Pemberian larutan Inderal (i.a.) 1/10 dosis sitemik mengakibatkan pengurangan jawaban vasodilatasi oto skelet dan kulit pada refleks baroreseptor dengan sangat bermakna. Pemberian larutan inderal 1/5 dosis sistemik dan dosis sistemik (juga i.a.) mempengaruhi jawaban vasodilatasi otot skelet dan kulit pada refleks baroreseptor dengan tidak bermakna. 5. Pemberian larutan CTM (i.a.) 1/10 dosis sitemik mengurangi jawaban vasodilatasi otot skelet dan kulit pada refleks bsroreseptor dengan bermakna. Untuk dosis 1/5 dosis sistemik tidak memberikan pengaruh yang bermakna. 6. Pemberian larutan ismelin (i.a.) 1/10 dosis sistemik mengurangi jawaban vasodilatasi otot skelet dan kulit pada refleks baroreseptor dengan bermakna. Dosis lebih tinggi yang diberikan tidak memberikan pengaruh yang bermakna. Data yang diperoleh, hasil analisa data dan pembahasnnya memberikan sokongan pada pendapat Tedesehi (1971) tentang mekanisma vasodilatasi pada refleks baroreseptor. Lembaga Penelitian Universitas Gadjah Mada 1979 Other NonPeerReviewed application/pdf en https://repository.ugm.ac.id/275513/1/dewinur_201307045_suwono%20hal%2018%2C%2028%20terpotong.pdf Suwono, Suwono and Soejatno, Bambang (1979) Mekanisma Terjadinya Dilatasi Pembuluh Darah Otot Skelet dan Kulit Pada Refleks Baroreseptor. Lembaga Penelitian Universitas Gadjah Mada. (Submitted)
institution Universitas Gadjah Mada
building UGM Library
country Indonesia
collection Repository Civitas UGM
language English
topic Other Medical and Health Sciences
spellingShingle Other Medical and Health Sciences
Suwono, Suwono
Soejatno, Bambang
Mekanisma Terjadinya Dilatasi Pembuluh Darah Otot Skelet dan Kulit Pada Refleks Baroreseptor
description Telah dilakukan percobaan pada kucing dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran yang jelas pola persarafan yang menunjang mekanisma vasodilatasi otot skelet dan kulit pada refleks baroreseptor. Percobaan dilakukan dengan mengukur besarnya perubahan tahanan perifer yang digambarkan oleh besarnya perubahan tekanan darah perifer (dalam persen). Selama percobaan, aliran darah masuk ke segmen pembuluh darah yang diselidiki dibuat tetap dengan mempergunakan pompa peristaltik. Perubahan tahanan perifer menggambarkan antara lain adanya vasokonstriksi atau vasodilatasi pada segmen pembuluh darah yang diselidiki. Perubahan-perubahan itu terjadi, didalam percobaan ini, akibat pemacuan baroreseptor. Pemacuan baroreseptor dilakukan pada keadaan kontrol dan pada keadaan dibawah pengaruh obat obat tertentu. Baroreseptor dipacu dengan tekanan pulsasi antara 180-20 mmHg. Tekanan berasal dari ruang tekanan yang berisi larutan NaCl 0,9% yang telah diaerasi dengan gas oksigen selama setengah jam. Obat-obat tertentu yang diduga berpengaruh pada jawaban vasodilatasi pada refleks baroreseptor diberikan secara intra-arteri dengan berbagai takaran. Obat obat itu meliputi larutan NaCl 0,9%, larutan sulfas atropine, larutan regitin, larutan Inderal, larutan CTM dan larutan ismelin. Hasil yang diperoleh sebagai berikut : 1. Pemberian larutan NaCl 0,9% (i.a.) denagn dosis kecil dan besar tidak berpengaruh terhadap jawaban vasodilaktasi otot skelet dan kulit pada refleks baroreseptor. 2. Pemberian larutan sulfas atropine (i.a.) dosis 1/10, 1/5, ½ dosis sistemik tidak mempengaruhi besarnya jawaban vasodilatasi otot skelet dan kulit pada refleks baroreseptor dengan bermakna. Pemberian larutan sulfas atropine (i.a.) dosis sistemik menyebabkan penambahan jawaban vasodilatasi otot skelet dan kulit pada refleks baroreseptor dengan sangat bermakna. 3. Pemberian larutan regitin (i.a.) 10 mg mengakibatkan pengurangan jawaban vasodilatasi ototo skelat dan kulit pada refleks baroreseptor dengan sangat bermakna. 4. Pemberian larutan Inderal (i.a.) 1/10 dosis sitemik mengakibatkan pengurangan jawaban vasodilatasi oto skelet dan kulit pada refleks baroreseptor dengan sangat bermakna. Pemberian larutan inderal 1/5 dosis sistemik dan dosis sistemik (juga i.a.) mempengaruhi jawaban vasodilatasi otot skelet dan kulit pada refleks baroreseptor dengan tidak bermakna. 5. Pemberian larutan CTM (i.a.) 1/10 dosis sitemik mengurangi jawaban vasodilatasi otot skelet dan kulit pada refleks bsroreseptor dengan bermakna. Untuk dosis 1/5 dosis sistemik tidak memberikan pengaruh yang bermakna. 6. Pemberian larutan ismelin (i.a.) 1/10 dosis sistemik mengurangi jawaban vasodilatasi otot skelet dan kulit pada refleks baroreseptor dengan bermakna. Dosis lebih tinggi yang diberikan tidak memberikan pengaruh yang bermakna. Data yang diperoleh, hasil analisa data dan pembahasnnya memberikan sokongan pada pendapat Tedesehi (1971) tentang mekanisma vasodilatasi pada refleks baroreseptor.
format Other
NonPeerReviewed
author Suwono, Suwono
Soejatno, Bambang
author_facet Suwono, Suwono
Soejatno, Bambang
author_sort Suwono, Suwono
title Mekanisma Terjadinya Dilatasi Pembuluh Darah Otot Skelet dan Kulit Pada Refleks Baroreseptor
title_short Mekanisma Terjadinya Dilatasi Pembuluh Darah Otot Skelet dan Kulit Pada Refleks Baroreseptor
title_full Mekanisma Terjadinya Dilatasi Pembuluh Darah Otot Skelet dan Kulit Pada Refleks Baroreseptor
title_fullStr Mekanisma Terjadinya Dilatasi Pembuluh Darah Otot Skelet dan Kulit Pada Refleks Baroreseptor
title_full_unstemmed Mekanisma Terjadinya Dilatasi Pembuluh Darah Otot Skelet dan Kulit Pada Refleks Baroreseptor
title_sort mekanisma terjadinya dilatasi pembuluh darah otot skelet dan kulit pada refleks baroreseptor
publisher Lembaga Penelitian Universitas Gadjah Mada
publishDate 1979
url https://repository.ugm.ac.id/275513/1/dewinur_201307045_suwono%20hal%2018%2C%2028%20terpotong.pdf
https://repository.ugm.ac.id/275513/
_version_ 1681234518777790464